Pages

Sastra Bebas Headline Animator

Jumat, 27 April 2012

"Yang Hilang"

Terpenjara Dalam Ruang Jiwa
Ingin Terbang Jauh Mnegelilingi Samudera
Menikmati Hidup Dengan Petualangan Nyata

Namun Semua Tak Bisa Di Lakukan Tanpa Kepastian

Temanku Menghilang
Sahabatku Telah Tertimbun Tanah Makam

Pengkhianatan dan Kecewa Membuat Aku Terbelenggu

Aku Ingin Pergi Jauh Ketempat-Mu Tuhan
Namun Tak Bisa Kulakukan Dengan Paksa
Panggilah Jiwaku Dalam Tenang
Bukan Dalam Sakit dan Di Tangisi Orang Munafik

Matikah Rasa Ini?

Sebab Aku Sendiri
dan
Kosong Jiwa Dalam Hidup

Malaikat Bawalah Aku Ke Alam Dewa
Agar Aku Puas Meninggalkan Alam Nyata







Semarang, 27 April 2012

Jiwa Yang Kosong

Sepi Dalam Keramaian

Segelas Kopi dan Sebatang Rokok Tak Mampu Lagi Menjadi Teman

Kosong Dalam Ketidakpastian

Wahai Sang Pengisi Jiwa Dimanakah Engkau?

Sepi Membuatku Menyendiri

Terkurung Oleh Jiwa Yang Kosong

Jiwa Yang Mengerti Hanyalah Ilusi

Apakah Harapan Itu Ada?

Atau Hanya Aku lah Yang Tak Bisa Menikmati Sepi

Sepi Yang Hening Tak Menentramkan

Jiwa Yang Kosong Tak Bersuka Cita

Wahai Sang Pendengar

Bisakah Engkau Menjadi Temanku Dalam Sepi?





Semarang, 27 April 2012

Sabtu, 21 April 2012

Bosan Dengan Kenyataan

Aku sedang bosan... bosan dengan kenyataan, maka kini aku berlari menghindari fakta-fakta yang membuatku terbunuh dengan rasa sakit lebih parah...

Hanya alam halusinasi yang tak pernah membuat aku bosan, dengan memasukan cairan kedalam darah lalu aku terbang tinggi jauh bisa melihat wajah-wajah kalian yang penuh dengan kemunafikan....

Aku diatas alamku bisa menertawakanmu dan semua aktivitas kehidupanmu dimata kami tak pernah berarti, selain yang kau perjuangkan hanya untuk kekuasaanmu saja dan juga kerakusanmu didalam mengambil hak-hak kami.

Maka aku bosan melihat ulahmu yang tak layak hidup sebagai manusia, dimanakah jargonmu yang kau gaung-gaungkan saat kita bersama mengalami penindasan, satu suarakah? atau pengkhianatankah? kau pikirkan saja sendiri, karena disini aku sedang melihatmu didalam kebosanan kenyataan hidup yang ternyata diantara kita saling menikam, lalu siapakah yang layak disebut pengkhianat?

kau telah duduk dikenyamanan materi, apapun yang kau punya namun kami disini menderita tertindas oleh penguasa-penguasa baru, lalu apa yang kalian lakukan sebenarnya? tak pernah kah kau hidup dijalanan? untuk mendapatkan semuanya dijalanan apakah kau penah mengalami itu? banyak diantara kami mengalami itu? makan, tidur, mabuk cari uang semua dijalan.

Dulu kau berteriak dengan kencang memperjuangkan atas nama kami, atas nama orang-orang yang tersingkirkan lalu kau kemanakan nama-nama tersebut? dijualkah? aku tak tahu karena yang aku tahu kini kau diam setelah popularitas dan jabatan kau dapatkan, setelah kau ikut menikmati rasanya uang yang bukan hak kamu,
bosan aku sebenarnya mengingatkan dirimu kawan, bosan juga aku melawan propagandamu, mengapa yang kau lawan kami? musuh kita ada di pengambil kebijakan jangan lagi kau mengkritisi teman-teman seperjuanganmu tapi tak penah kau berikan solusi.

Apakah kini engkau telah menjadi antek-antek para penikmat uang luar negeri, uang-uang yang bukan hak kamu, sehingga kau menjadi pesuruh untuk mengadu domba diantara kami.

Bosan aku menanggapi propagandamu yang menjerumuskan dan mengadu domba kelompok yang tersingkirkan dan aku bosan dengan kenyataan yang penuh dengan Tirani ini!!!

Maafkan Aku Kawan

Maafkan aku kawan..., 
Seperti kau ketahui ketika aku mengalami tekanan yang sangat dalam dan tak bisa lagi aku ucapkan kepadamu, sehingga yang terjadi aku harus berbuat tindakkan mengambil cinta ditempatmu. 
Tapi yang pasti aku tak pernah melakukakannya terhadapmu...
Aku Melakukannya Dengan Perasaan Cintaku Padanya

Aku tahu situasi yang terjadi terhadap hidupmu.
Namun Itu Bukan Urusanku, Aku Hanya Berurusan Dengan Persaanku Terhadap Milikmu.
 
Seperti kita ketahui bersama telah lama kita hidup didunia kegelapan dan dunia kecanduan apapun akan aku lakukan untuk mendapatkan kebutuhan hidup dan bertahan untuk hidup.

Maafkan aku kawan, 

hanya kata maaf yang mampu aku ucapkan kepadamu saat ini... 

Sejujurnya sebagai manusia akupun tak mau melakukan itu kepada siapapun....
Maka dari itu maafkan aku... 
maafkan aku 
dan 
maffkan aku!!!

Takut dan Gelisah

Tadi aku merasa gelisah dan takut, entah kenapa perasaanku selalu dihantui ketakutan-ketakutan yang tidak pasti, padahal ketakutan yang membuat aku gelisah hanya ada dialam pikiranku saja.
Mengapa aku selalu berkutat dengan perasaan-perasaan yang tidak nyaman?
Kehidupan membuatku terbebani oleh semua yang tak pasti, mau dibawa kemanakah diri ini?
Mantra-mantra maupun kata-kata suci telah aku ucapakan berulang kali, namun tetap saja aku merasakan perasaan yang terus berubah dan selalu berujung ke sebuah rasa takut.
Itulah yang terjadi, mimpi-mimpi kaum miskin adalah mimpi-mimpi rasa takut, mimpi-mimpi yang tak pernah berujung dengan kesejahteraan dan kedamaian, melihat situasi yang tiada henti penuh dengan penindasan, sehingga aku berubah menjalani sebuah profesi yang bertentangan dengan hukum negara ini, dengan norma-norma sosial masyarakat kita.
Aku mencuri, merampas, menipu bahkan juga aku merampok orang-orang yang mempunyai kesejahteraan lebih, demi memenuhi kebutuhan hidup sebab hidup sederhana apalagi miskin sudah tak mungkin bisa hidup di dalam gencarnya pembangunan zaman yang terus mengarah kepada nilai-nilai kapitalisme individualistik.
Tidak ada lagi tempat bagi orang-orang minoritas, sebab tanah air kami selalu dirampas, hak kami pun dirampok tak lagi melekat dalam diri seorang manusia.
Mimpi apa negara ini? karena yang terjadi selalu ketimpangan...
Aku gelisah berkutat diantara ingin melawan atau terbawa arus perkembangan modernisasi. 
Dan modernisasi yang ada sekarang ini semakin menjerumuskan kami sebagai rakyat miskin. 
Aku takut ketika aksi Robin Hood yang kujalani ketahuan oleh para penguasa tanah rampasan nenek moyangku sebab aku berjalannya sendiri, tidak ada orang yang mau melawan ketidak adilan ini, tidak ada teman untuk melakukan aksi, sebab semua orang kini telah diracuni oleh rasa keserakahan, bahkan anak-anak kita pun diajarkan untuk melakukan penindasan terhadapa sesamanya.
Apa yang terjadi terhadap situasi sosial ini? 
Apa yang telah dilakukan negara kita ini? 
Mengapa bumi pertiwi ini menciptakan rasa takut?
Sekolah-sekolah diganti dengan tempat penginapan berbintang 5, 
Anak sekolah kita dirundung rasa takut dan gelisah akan masa depannya, 
Sebab negara ini masih menerapkan Ijazah sebagai acuan seseorang menjadi pintar. 
Gedung dan Mall terus dibangun tak ada lapak untuk mencari uang dan tak tempat untuk bersekolah, 
Maka tak ada tempat untuk hidup bagi kita!!!

Orang Biasa Kehidupan Tak Biasa

Orang Biasa, mereka yang menjalani hidup dengan tak biasa. 
Yang menjadi benang merah dialam negeri ini, yakni kehidupan, lingkungan, dan kebudayaan, 
perspektif kami saat ini juga bertolak dari upaya untuk menelaah, dan memarpakan hal-ihwal realitas disekitar kita. 
Orang-orang biasa, sebagaimana sesuatu yang biasa lainnya, seringkali luput dari perhatian, tidak masuk dalam perhitungan, dan lebih banyak dilupakan. 
Siapakah mereka, Mengapa mereka diabaikan?  
Orang biasa, rakyat kebanyakan, kaum awam. 
Mereka lebih banyak disebut untuk kepentingan diluar mereka sendiri.
 Lebih-lebih dimasa sekarang ini dimusim politik. 
kelompok elite yang menyebutkan diri wakil rakyat dan pemimpin bangsa datang dan mengaku-aku sebagai pengayom, menebarkan pesona, berlomba-lomba membunuh rakyat dengan Undang-Undang yang kejar target. 
Setelah luput, selesai juga semuanya masyarakat terbunuh oleh sistemnya namun mereka kembali meraih kekuasaan dan kekayaannnya. 
Dan orang-orang biasa kembali menjadi mereka yang luput dari perhatian siapa saja. 
Juga kita.  
Orang-orang biasa inilah yang sesungguhnya pemilik sah kehidupan. 
Mereka menjalani kehidupan nyata dan apa adanya diri mereka. 
Dan, sungguh, ada banyak hal luar biasa yang bisa kita petik dari kehidupan mereka. 
Alangkah banyak realitas kehidupan orang biasa yang sungguh luar biasa, ketika kita sungguh-sungguh menyimaknya. 
Mereka yang hidup dengan penghasilan jauh dibawah standar minimum, bayi-bayi yang tidak mendapatkan asupan gizi memadai, orang-orang yang tertawa menghadapi benteng untuk merebut hak asasinya, korban napza yang selalu menghadapi pelanggaran hak asasi yang terus datang setiap waktu setiap Undang-undang disahkan, rakyat yang berkali-kali digusur dari satu tempat ketempat lain. 
Siapakah mereka yang begitu tegar melewati dunia tak biasa itu?  
Juga mereka yang keras kepala menata lingkungan, mereka yang suntuk menghidupi seni-seni tradisi, mereka yang terus mengabdi untuk kehidupan tanpa harus mengundang para wartawan, tak mengaharapkan kedudukan dan lencana penghargaan. 
Mereka para laskar mandiri yang tidak pernah mendapat donasi, anak-anak kampung yang harus berjalan berkilometer menuju sekolah yang bobrok, kaum muda yang berkarya untuk sesama. 
Alangkah banyak orang-orang biasa yang memiliki kehidupan tak biasa. 
Kepada mereka kita belajar menjalani kehidupan dengan apa adanya…
Agar Menjadi Luar Biasa dan Berguna Untuk Bangsa

Hukum Di Negeri Dongeng

Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku,
sekilas bait-bait kebangsaan negeri kita yang terkadang membuat kita terharu
ketika kita megumandangkannya. Dan ketika budaya, seni dan tanah pulau kita di ganggu gugat oleh negara yang lebih kecil
dari kebanyakan pulau-pulau Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. membuat rasa nasionalisme kita bangkit dengan menggelorakan perlawanan dengan bahasa " ganyang". Namun yang lebih mengironikannya adalah ketika tiga institusi hukum negeri kita dipermainkan saling diadu dombakan bagaikan permainan yang mudah ditentukan siapa yang harus dihukum dan siapa membeli hukum, saking tenarnya issue ini sampai-sampai mengalahkan ketenaran gosip-gosip para artis, karena dibuktikan acara gosip di televisi juga menayangkan gosip hukum kita, bahkan juga situs jejaring sosial ikut meramaikannyasehingga semuanya dikalahkannya
oleh hukum yang sedang bermain-main di acara gosip menggantikan posisi artis dan situs jejaring sosial menggantikan para manusia yang biasanya sibuk
mencari teman-teman lamanya dan teman-teman yang baru dikenalnya
mungkin juga para kekasihnya dan juga mencari kekasih baru, namanya juga tempat gosip dan situs jejaring sosial hanyalah sebuah permainan, bisa dibayangkan mengapa hukum kita berada diantaranya? Seperti sedang bermain dan juga seperti yang tertulis diatas tulisan ini.Satu manusia menghebohkankan seluruh Indonesia, tidakkah hebat manusia itu? Atau terlalu rakuskah hukum-hukum kita akan kekayaan? Jelas ini membuat dunia tertawa melihat perilaku hukum dinegeri kita,karena yang sebenarnya berkuasa bukanlah suara rakyat melainkan uang para orang kaya dan para koruptor...!!!


Yogyakarta, 11 November 2009

Kamis, 12 April 2012

TerJebak

Kini masyarakat terjebak dengan berbagai aturan perundang-undangan negeri ini, pemerintah pun terjebak oleh suara mayoritas hanya untuk mensah sebuah undang-undang tanpa melihat dan mengkaji lebih dalam lagi siapa yang akan kena dampak dari perundangan-undangan yang ada khususnya Undang-undang narkotika.
Kami sebagai masyarakat yang pernah menjadi korban dari peredaran gelap napza semakin dibuat sebagai masyarakat kriminal, bahkan keluarga kamipun diperlakukan sebagai pelaku kriminal bila diantara keluarganya ada yang bermasalah dengan napza dan keluargaa tidak melapor akan dikurung penjara, undang-undang narkotika yang baru ini semakin parah dan tidak mencantumkan klausul mengenai Undang-undang HAM, bahkan ada pasal yang mengatur dengan hukuman mati!!!
ini bukan saja  membuat kami dan seluruh keluarga pecandu maupun mantan pecandu semakin tersingkirkan untuk mendapatkan hak asasinya sebagai warga negara, dan menurut kami undang-undang ini akan semakin melanggengkan budaya pelanggaran HAM dari pihak militer untuk melakukan tindakan korupsi, pemerasan, pelecehan sekssual, dan juga pelanggaran HAM secara sistematis oleh pemerintah maupun lembaga pemerintah yang menangani permasalahan Napza, karena Undang-undang narkotika sebelumnya sudah terbukti bahwa perederan gelap narkotika semakin merajarela, warga negara kita didalam penjara melebihi kapasitas lapasnya, yang lebih ironinya lagi hanya 2% produsen berada diadalam jeruji besi tersebut, angka kematian pecandu didalam penjara sangat tinggi karena tidak medapatkan haknya, yang seharusnya direhabilitasi, mereka harus menjalani kehidupan didalam penjara dengan virus HIV, AIDS dan Hepatitis C tanpa mendapatkan hak kesehatan, lalu mengapa perederan gelap masih menggurita dinegeri ini??
terkadang kita terjebak oleh segala opini yang menggaungkan anti napza, dengan segala perangnya melawan narkoba ternyata tidak dapat menyelesaikan permasalahan bangsa yang satu ini, lalu dimana hati dan pikiran jernih pemerintah kita didalam mensahkan Undang-undang narkotika ini tanpa adanya keterwakilan dari masyarakat sipil yang pernah mengalami dan sedang mengalami kecanduan.
Apakah sengaja Undang-undang Narkotika ini dibuat hanya untuk kejar target pemerintah yang masa baktinya telah dan akan habis?? atau Undang-undang ini dibuat secara sengaja hanya untuk memperebutkan kekuasaan dan melanggengkan peredaran gelap napza dinegeri ini, tak dapat dipungkiri permasalahan napza adalah lahan subur untuk mendapatkan kekayaan dan kekuasaan meskipun harus terus meracuni anak bangsa dengan produk yang sangat berbahaya?
Apakah pemerintah telah terjebak oleh mafia napza?
Karena uang semuanya bisa dilakukan termasuk mensah Undang-Undang Narkotika walaupun dengan menjadi masyarakat yang peduli terhadap pecandu dijadikan sebagai pelaku kriminal??
Terjebak, terjebak oleh uang?
Oleh Mafia Napza?
Kekuasaan?,
Kekayaan?

Mimpi-Mimpi Yang tak Pernah Terlihat

Angin malam semakin menusuk sendi-sendi tulangku hingga aku gemetar kedinginan, padahal siang hari tadi panasnya juga sampai membakar emosi hingga mencapai ke ubun-ubun ayang akhirnya amarahlah yang keluar dari mulutku ini...!!!

Keringat yang keluar dan air dahaga yang aku minum tak sebanding dengan derasnya air keringat yang keluar, karena hanya setetes air yang hanya dapat aku minum.
Ini adalah sesuatu ketidak seimbangan bagi kehidupanku, maka yang terjadi gemetar tubuh ini dimalam hari. Orang-orang yang berada didalam gedung megah membuang literan air dahaga, tidak lagi air putih menjadi air pelepas dahaga mereka melainkan air-air yang penuh dengan warna-warna.
Begitu membencinyakah alam pembangunan terhadap kaum miskin seperti kami? sehingga kami terbuang diantara tanah kelahiran kami sendiri.
Milik siapakan kehidupan dan mimpi-mimpi ini? Mengapa kami semua sulit menggapai mimpi? sehingga bermimpipun kami harus sembunyi-sembunyi dibawah besarnya gedung-gedung yang dihuni kaum munafik, orang-orang yang penuh dengan jiwa binatang membunuh hanya untuk mendapatkan kepentingan individu ataupu satu kelompok saja. 
Lalu apa peran negara ini bagi rakyatnya? tak pernahkah negara mempunyai hati yang tulus untuk menjaga rakyatnya? mengapa masalah kami selalu diputar-putarkan diantara kebenaran dan pertolongan yang selalu di ungkapkan? namun tak pernah kami semua merasakan apa yang namanya kesejahteraan.
Aku bingung dan semakin bingung, seorang rakyat yang sedang mencoba memikirkan sesuatu tak ada tempat untuk menuangkannya, tak ada lagi ruang publik untuk kami yang selalu tersingkirkan diantara pembangunan.
Dan kearifan lokal gotong royong bangsa kita patut dipertanyakan, milik bangsa manakah gotong royong itu? sedangkan bangsa kita sudah tidak lagi memerankan gotong royongnya melainkan berubah menjadi individu-individu yang saling menikam,  individu-individu yang mulai dijadikan budaya oleh pembangunan agar diantara kita satu sama lainnya saling membunuh untuk terpenuhinya perut-perut yang kosong, untuk terpenuhinya tempat tidur dibawah modernnya jembatan-jembatan layang, jembatan-jembatan sungai dan dibawah tingginya gedung yang bisa saja menguburkan kita ketika alam mulai marah mengguncangkan tempat kita berpijak ini.
Maka mimpi-mimpi kita sebenarnya tak pernah terlihat oleh siapapun, tak pernah menjadi nyata untuk dinikmati bersama yang dilindungi adalah orang-orang yang mempunyai harta untuk mndapatkan mimpi-mimpinya menguasai jiwa-jiwa seperti kita, jiwa-jiwa yang dibodohkan jiwa-jiwa yang dimiskinkan dan jiwa-jiwa yang disakitkan, hidup kita dipegang oleh orang-orang yang tadinya hanya berkuasa terhadap tanah kita kini telah berkembang lebih kejam lagi yaitu menguasai kehidupan kita, mati dan hidup kita berada ditangannya, meskipun dengan perlawanan mimpi-mimpi kita tetap tak pernah terlihat...!!!

Rabu, 11 April 2012

Khayalku Di Ruang Gerakku

Khayalku... berada di khayangan...
berlarian Entah Kemana...
Hanya kesenangan yang tergambar didalam jiwa...
Tak terganggu oleh orang-orang gila...

Sebab orang Gila adalah kita...
Berada dikhayalan di dalam ruang kenyataan...
Apakah waras kita berada diadalamnya???
hanya kegilaanlah yang pantas kita berada...

Khayangan kini berada di khayalku...
terdiam merenung kebingungan...
kesenangan menjadi kesedihan...
sebab air mata orang gila diperjual belikan...

Kini khayalan bukan lagi dikenyataan...
melainkan pindah kedalam kenyataan...
Para penguasa telah memindahkanya...
Mimpi-mimpi orang gila disiang hari...

Kini bukan lagi air mata orang gila yang diperjual belikan...
Melainkan sudah meluas kepasar-pasar rakyat...
Air mata rakyat dijadikan ladang uang...
Bagai Pasar dikuasai sang Preman...!!!

Melukai Hari

Melukai hari-hari dengan segala tindak-tanduk para pejabat negeri ini,
Sebuah event yang mengakhiri masa jabatan para anggota DPRD dengan pesta pora didalam gedung DPRD dan parahnya lagi itu semua disetujui oleh ketua DPRD, padahal itu adalah gedung rakyat yang nota bene seharusnya membuat peraturan-peraturan daerah demi kepentingan rakyat.
Namun gedung rakyat tersebut dijadikan tempat maksiat oleh para wakil rakyat, bukankah itu melukai hati rakyat?
Belum lagi ketika para pejabat itu masih menjabat terus melukai rakyat setiap harinya, dimana penggusuran rumah, penggusuran pedagang kaki lima dan bahkan mengkriminalkan para kelompok minoritas yang hidup didalam pekerjaannya, seperti menjadi pekerja seks komersil dan membunuh kelompok pengguna napza dengan gembar-gembornya "perang melawan narkoba" hari-hari rakyat dilukai oleh penguasanya sendiri, sebab para penguasa hanya memntingkan para pelaku kapitalis meskipun harus mengorbankan rakyat dengan barang dagangan yang sangat membahayakannya.
Penguasa yang dipilih rakyat tak pernah lagi mementingkan kepentingan rakyat terutama kelompok-kelompok minoritas yang sangat rentan dari ketidakadilan,
Mereka selalu membangun opini bahwa kelompok minoritas tak pernah bermoral, pertanyaannya adalah, apakah para pengambil kebijakan mensejahterakan rakyat melindungi kelompok-kelompok minoritas?
Lalu siapakah yang tidak bermoral kenapa selalu kami yang dikait-kaitkan dengan moral???
Ketika kesejehateraan tidak merata banyak diantara kami melakukan apapun demi bertahan hidup tapi ada juga diantara kami melakukan perlawanan untuk merebut kembali hak-haknya yang telah dirampas, dirampok demi kepentingan para penguasa dan pelaku kapitalis.

Ini sangat ironi sekali tanah kami yang subur, lautnya yang kaya raya namun hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang sudah kaya-raya, tapi mengapa kami tak pernah dapat menikmatinya?
Kesenjangan antara miskin dan kaya semakin tinngi, ketidak adilan dan pelanggaran hak azasi manusia terus terjadi terhadap kelompok-kelompok minoritas, sebuah ironi dan bahkan dijadikan budaya oleh para penguasa negeri ini agar kami sebagai anak bangsa pasrah dengan keadaan, padahal diantara kami tahu bahwa ini semua tak akan terjadi bila sistem perundang-undangan berpihak kepada kami.

Bagi siapa saja yang tahu, yang melihat jangan hanya diam sebab diam adalah mati, kita harus melawan membongkar tirani dan budaya yang telah diciptakan yang semakin tidak menghargai hak azasi manusia, Yang kita lawan adalah kebijakan-kebijakan negeri ini harus dirubah, diamandemen agar setiap kebijakan yang dikeluarkan tidak lagi melukai hari-hari rakyat dan kaum minoritas yang sama-sama hidup dibumi pertiwi ini,
Jangan hanya mengikuti hanya karena dapat ikut menikmati kue-kue yang dibuat dengan cara melukai hati kami!!!

Ribut, Ramai, Ribut

Hari-hari telah dikuasai iblis, yang ada hanya keributan diantara kita...
Tak pernah lagi terselesaikan dengan diam, 

Sebab berkata-kata hanya akan melahirkan kesakitan jiwa...
Aku harus mengerti, memaksa menjalani hari dengan keterpaksaan, mengikuti budaya dan norma-norma yang tak pernah seimbang dengan prilaku kemanusiaan...


Hanya melahirkan dendam-dendam baru dalam jiwa, 

Manusia yang terkekang oleh kebebasannya...
Hari-hari hanya ada bentrokan diantara kita, 

Tak pernah selesai didalam mengendalikan emosi manusia yang tersingkir...
Kini aku hanya bisa berlari..., 

Menghindar dari terjangan senjata...
Para penguasa telah membunuh diantara kami melalui sistem yang tidak adil, mengorbankan diantara kami, menggusur tempat tidur kami, melenyapkan ladang makan kami, melakukan teror terhadap kelemahan diantara kami dan yang terjadi selalu dengan pertumpahan darah...


Ribut dan ribut terus, diantara kita, penguasa dan kami selalu bertengkar didalam menyelesaikan permasalahan kehidupan bangsa.


Kini aku terus berlari, menyingkir dari penculikan anak bangsa, 

Hari-hari terus dihantui dengan perselisihan yang tiada henti, 
Kami hanya ingin bermimpi dan bertahan hidup ditanah yang kami miliki sekarang ini, 
Dan jangan terus-menerus melakukan perampasan hidup jiwa-jiwa kami...!!!

Cerita Kakek

Aku lahir diatas negeri pertiwi yang katanya kaya raya akan potensi alamnya,
Yang juga katanya negeri dongeng, negeri seperti kita berada di surga mimpi.
Hingga aku mampu menjalani kehidupanku sendiri,
Tak satupun kudapatkan kekayaan negeri ini,
Tak juga mempunyai istana seperti di Surga-surga istananya tergambar megah meski didalam mimpi ini.
Tak juga kudapatkan ladang untuk memberi tenaga tubuh ini,
Agar cacing-cacing dalam perut kami tak berteriak kelaparan,
Namun nyatanya cacing dalam perut terus berteriak hingga memberontak sampai-sampai tubuh ini terjatuh karena pemberontakan cacing dalam perut,
Tak juga kami dapatkan obat-obatan dan perawatannya,
Katanya aku tak bisa dapat tempat untuk dirawat karena tak ada yang berani menjamin pembiayaannya. Lalu dimanakah tanggung jawab negeri ini?
Dimanakah Kekayaan tanah air ini?
Yang seharusnya kekayaan negeri ini menjadi penjamin agar kami mendapatkan perawatan dan pengobatan ketika kami diharuskan sakit karena entah kelaparankah, kemiskinankah?
Sebenarnya negeri kita kaya raya atau tidak Kakek?
Kakek sudah tak lagi bisa menjawab, karena kini beliau berada didalam kubur yang sebentar lagi tanah kuburannya diratakan untuk dijadikan gedung-gedung bertingkat.
Kakekku ketika aku kecil bercerita betapa kaya rayanya negeri kita ini,
Lalu siapakah yang membohongi kami?
Kakeku atau siapa?
Kata Kakekku Negeri ini kaya raya namun nyatanya kami tak pernah mendapatkan hasil kekayaan negeri ini,
Tempat untuk berteduhpun kami berada dikolong-kolong tempat mobil-mobil melintas diatas jembatan ini. Ternyata Kakeku hanya bercerita Negeri Surga yang kaya Raya itu hanyalah mimpinya ataupun khayalan kaum miskin.
Sebab kekayaan Negeri ini sudah habis di rampok oleh para Penguasa Negeri ini
Oleh orang-orang yang katanya selalu berjuang untuk rakyat.
Biarkan saja kriminalitas, pembodohan publik, kebohongan, perampokan dan pemerkosaan hak-hak selalu diajarkan oleh mereka yang memegang kekuasaan negeri kita yang katanya Kaya Raya.
Kakekku tidak bohong Penguasalah yang merampok kekayaan Tanah Air ini.!!!

Pengkhianatan VS Diri Sendiri

Tak pernah tahu kapan datangnya pengkhianatan itu, hanya disaat tiba waktunya kita sadar siapakah yang telah terlihat jiwa dan karakter orang-orang yang pernah bersama kita.
Terlihat sekali dengan jelas orang-orang tersebut yang digapai hanyalah segenggam perbedaan kondisi ekonominya, ketika dia telah mendapatkannya dia seolah-olah merasa berkuasa dan lebih mampu diantara kita, namun tak pernah disadari bahwa ada kendaraannya dia menggapai perubahan itu yaitu sebuah kebersamaan kelompok kita, seiring dengan waktu terlihat jelasmotivasi orang-orang yang disekitar kita, hanyalah pemanfaatan untuk kepentingan pribadi bukan lagi untuk perjuangan yang pernah kita gaung dan cita-citakan bersama didalam sebuah kongres.
Inilah yang terjadi terhadap manusia-manusia yang ada didaerah kami, orang-orangnya hanya mempunyai motivasi pribadi yang rakus, tergambar olehku prilaku orang-orang tersebut, yang pertama dia tak mengerti apa-apa dan tak tahu informasi apapun karena memang ditutup informasi untuknya lalu aku membawanya dan mengenalkan kepada sebuah kelompok yang lebih besar dan memberinya informasi yang banyak hingga dia mampu mencari, berdiskusi, beragumentasi dan membuat programnya, namun kami masih mempercayainya karena masih menggunakan asas kebersamaan, sekali lagi seiring waktu berjalan dia mengkambing hitamkan didalam sebuah forum pemilihan seorang pemimpin baru dan penggantinya adalah orang yang tak pernah mengerti apa-apa mengenai perjuangan selain harta dan kekuasaan, ternyata dugaan kami terbukti pemimpin yang baru hanyalah orientasi pada kuasa dan uang dari hasil kegiatan yang diadakan oleh lembaga lain, tidak kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin baru tersebut untuk menggapai perjuangan, kami menilainya inilah akibat melakukan stigma terhadap seorang pemimpin pecandu napza, stigma dan menjadi korban kambing hitam oleh komunitas sendiri, hingga kini tak ada perjuangan yang diperjuangkan olehnya. Ditambah lagi orang-orang yang mengikuti kami kini merasa lebih hebat dari pada berjuang dengan bersama-sama, sebab dia sudah mendapatkan tugas dari lembaga lain sehingga melupakan perjuangan diri kita. Inilah gambaran-gambaran pengkhianatan versus diri sendiri yang terjadi pada komunitas-komunitas yang ada disekitar kami, belum lagi orang-orang dan musuh-musuh sedang melakukan bombardir terhadap kami. Dan perjuangan ini berakhir karena banyaknya orang-orang bermuka dua didalam perjuangan ini.

Kemiskinan dan Kegelapan

Kemiskinanku Membuat Mata Hati ku Menjadi Gelap
Semuanya tak bisa lagi dilihat
Siapa lagi yang harus ditikam dan direbut kesejahteraan
Walau terkadang orang-orang yang kita kenal menjadi korban kemiskinan...
Demi bertahan hidup diatas sebuah negara yang kaya raya mencari nafkah dengan segala resikonya, entah itu penjara, amukan massa, ataupun putusnya tali perteman kita.
Sebab perteman tidak mengenal miskin dan kaya
Namun yang terjadi kekayaan tetap saja menindas
Melecehkan orang-orang yang tak pernah mendapatkan kesempatan untuk mencapai kesejahteraan
Tapi apa daya teriakan ingin bertahan hidup lebih kuat dibanding kekuatan tali pertemanan kita,
Sebab makan adalah kehidupan agar tetap bisa bernafas di gelapnya dunia yang aku jalani sekarang, Kegelapan sistem yang memiskinkan sebagian rakyat membuat kaum miskin berontak dengan caranya masing-masing, namun tetap saja minta-minta bukanlah yang lebih baik dari pada melakukan kriminalitas kepada siapapun dengan tanpa pandang bulu, kekejaman profesional kriminalitas lebih berharga dari pada melakukan kegiatan meminta-minta dipinggir jalan, tapi menurutku terserah apapun yang dilakukan oleh kaum miskin aku tidak peduli terserah caranya masing-masing untuk bertahan hidup, karena yang aku tahu aku sedang memikirkan bagaimana besok aku dan keluargaku bisa makan agar tetap bisa menikmati hidup, pendidikan, kesehatan maupun tempat untuk kami merebahkan diri ini?

Masih berapa abad lamanya lagi kegelapan menghantui kaum miskin negeri ini, ketidakadilan yang tak berhenti melingkarinya, yang kaya tetap akan terus menjadi kaya raya yang miskin akankah tetap miskin? Miskin harta dan jiwa sehingga kegelapan semakin menjadi Tirani melalui sistem yang dibuatnya para penguasa terus mengorbankan rakyatnya sendiri, hukum yang belum berpihak, kesehatan yang menjadi komoditas, pendidikan menjadi barang yang sangat mahal,
Lalu? pantaskah semua orang mempunyai mimpi dan cita-cita? Tak tahu lah, jika semuanya seperti ini itu adalah uang dan uang, kita tetap tak bisa bermimpi mempunyai teman yang baik, tak bisa bercita-cita menjadi seperti yang kita inginkan, tak bisa mengontrol agar tak melanggar hukum dan yang terjadi tetaplah kita berada dilingkaran kegelapan yang kita sendiri tak tahu berapa lama lagi Cahaya Keadilan dan Kesejahteraan dialami oleh garis keturunan kita nanti, dan kita juga tak bisa diam, tak lagi harus bertengkar diantara suami yang tak mampu kasih uang kepada istrinya untuk dapur mengebul , dan seorang istri masih harus menunda mimpi dan harapanya untuk tampil cantik karena Make Up dihadapan suami tercintanya.
Karena saat sekarang turun ke Jalan untuk meneriakan ketidakadilan ini, untuk merebut hak-hak yang telah dirampas karena tak seharusnya kita menjadi miskin, tak seharusnya kita tak bisa makan, tak seharusnya kita tak bisa sekolah, juga tak seharusnya kita tak bisa berobat ke rumah sakit.

Kita seharusnya bisa dan mendapatkan semua itu, kita semua bisa kembali bermimpi, bercita-cita, memakan masakan istri kita yang kita makan bersama anak-anak kita dan Setiap Wanita bisa tampil cantik untuk suami-suaminya, dan Juga tak ada lagi pengkhianatan pertemanan.
Itulah diantaranya yang harus kita rebut kembali sebab masih banyak seharus yang menjadi hak kita, jika negeri ini mencintai keadilan dan kesejahteraan rakyatnya mungkin kita tak akan berteriak dimana-mana dan tak juga turun kejalan hanya untuk menunjukkan bahwa kita kecewa kepadanya, Namun disini dinegeri ini kita harus merebutnya kembali.
Janganlah Diam saatnya kita satukan suara, satukan tujuan agar mimpi dan cita-cita kita bisa kita rebut kembali, karena kita juga tidak ingin terus-menerus melakukan kegiatan meminta-minta dipinggir jalan dan lampu merah jalan, juga tidak ingin kriminalitas menjadi cara-cara kita untuk bertahan hidup sebab kami juga mencintai manusia lainnya, jangan lagi ajarkan kami untuk merampas hak orang lain sebab penguasa dan kaum miskin sama-sama miskin, sama-sama melakukan kegiatan meminta-minta dan kriminalitas, kami miskin harta namun penguasa miskin jiwa, pelaku kriminal berdasi secara sistematis dan melindungi dirinya dari hukum karena mereka berkuasa, kita hanyalah pelaku kriminal jalanan yang tak lepas dari segala ancaman hukum.
Inilah Kegelapan dan Kemiskinan ada dimana-mana bahkan menjadi lingkaran yang gelap!!!
Kita Tunggu Perubahan untuk lepas dari lingkaran Setan ini, hanya satu yaitu melalui perlawanan membongkar tirani para penguasa negeri ini....

13 Tahun

13 Tahun telah terpisah oleh rahim yang mengeluarkan jiwaku

27 Tahun kini telah ku lewati sendiri tanpa bimbingan kasihnya

3 Hari air mata yang memisahkan menjadi mata air kerinduannya

Kebencian pernah menjadi batu dalam hatiku

Kehidupan mengajarkan aku memaafkan
Kehidupan dan air mataku juga mengikiskan batu dalam hatiku
Jiwa yang pernah Gelap mencari-cari tempat pangkuannya
Kini telah lenyap oleh Air mata 3 hari

Aku kini akan terbang oleh doa restunya
Tak ada lagi Batu besar yang menghalangi
Kedewasaan mengajarkan seorang Rahim yang mengeluarkan aku untuk Berkata "Maafkan Ibu Nak"
Tak pantas rasanya jika air susu yang pernah aku terima
Tak pantas rasanya jika 9 bulan aku dipertahankan di Rahimnya
Tak pantas rasanya 13 tahun pernah menjadikan aku dengan kasih nya
Tak pantas engkau meminta maaf

Maka Tak Pantas Aku Tak Lagi Aku Menyimpan Batu Kebencian
13 Tahun...
Kita Telah Terpisah
Kini Kita Telah Saling Mengeluarkan Air Mata Cinta Keluarga
Namun Dimanakah Laki-Laki Yang Membuat Aku Ada di Kandunganmu?



Semarang 11042012

Minggu, 01 April 2012

Doa Ku

Tuhan...
Aku Mohon Biarkan Aku Bertemu Dengannya Di Jakarta Nanti,
Dan Aku Mengaku Kepada Mu
Aku Telah Melakukan Kesalahan (*******)
Aku Berjanji
Mulai Saat Ini Tidak Akan Melakukan Lagi Perbuatan
Yang Bisa Saja Membuat Rencanaku Untuk Bertemu Gagal,
Bukan Hanya Gagal
Tapi Pasti Aku Akan Mengecewekan Engkau Ya Tuhan
Juga Mereka (Keluargaku) dan Orang Yang Aku Kasihi dan Sayangi
Aku Serahkan Segala Rencanaku Kepada Mu Ya Tuhan
Dan Aku Percaya Engkau Bekerja Yang Terbaik Bagiku
Didalam Nama Tuhan Jesus Aku Berdoa dan Kupercayakan Kepadamu.
Amin...

Semarang 02/04/2012