Pages

Sastra Bebas Headline Animator

Sabtu, 26 Mei 2012

HUKUM DINEGERI PERMAINAN


Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku,
sekilas bait-bait kebangsaan negeri kita yang terkadang membuat kita terharu ketika kita megumandangkannya.

Dan ketika budaya, seni dan tanah pulau kita di ganggu gugat oleh negara yang lebih kecil dari kebanyakan

pulau-pulau Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

membuat rasa nasionalisme kita bangkit dengan menggelorakan perlawanan dengan

bahasa " ganyang". Namun yang lebih mengironikannya adalah ketika tiga institusi hukum

negeri kita dipermainkan saling diadu dombakan bagaikan permainan

yang mudah ditentukan siapa yang harus dihukum dan siapa membeli hukum,

saking tenarnya issue ini sampai-sampai mengalahkan ketenaran gosip-gosip para artis,

karena dibuktikan acara gosip di televisi juga menayangkan gosip hukum kita,

bahkan juga situs jejaring sosial ikut meramaikannyasehingga semuanya dikalahkannya oleh hukum yang sedang bermain-main di acara gosip menggantikan posisi artis

dan situs jejaring sosial menggantikan para manusia yang biasanya sibuk mencari teman-teman lamanya

dan teman-teman yang baru dikenalnya mungkin juga para kekasihnya

dan juga mencari kekasih baru,

namanya juga tempat gosip dan situs jejaring sosial hanyalah sebuah permainan,

bisa dibayangkan mengapa hukum kita berada diantaranya?

Seperti sedang bermain dan juga seperti yang tertulis diatas tulisan ini.

Satu manusia menghebohkankan seluruh Indonesia, tidakkah hebat manusia itu?

Atau terlalu rakuskah hukum-hukum kita akan kekayaan?

Jelas ini membuat dunia tertawa melihat perilaku hukum dinegeri kita,

karena yang sebenarnya berkuasa bukanlah suara rakyat

melainkan uang para orang kaya dan para koruptor...!!!




Yogyakarta, 11 November 2009

Kurt Cobain

Kurt Donald Cobain adalah pemimpin Nirvana, multi-platinum band grunge yang mendefinisi ulang suara tahun sembilan puluhan.
Cobain lahir pada 20 Februari 1967 di Hoquaim, sebuah kota kecil 140 kilometer selatan-barat dari Seattle. Ibunya seorang pelayan koktail dan ayahnya adalah seorang montir mobil. Cobain segera pindah ke dekat Aberdeen, depresi dan sekarat penebangan kota.
COBAINain ini bagi sebagian besar masa kecilnya sakit-sakitan bronchitic seorang anak
Hal yang membuat lebih buruk ketika orangtua Cobain bercerai ketika ia berusia tujuh tahun dan oleh Cobain rekening sendiri mengatakan ia tidak pernah merasa dicintai atau aman lagi.
Dia menjadi semakin sulit, anti-sosial dan ditarik setelah orangtuanya bercerai. Cobain juga mengatakan bahwa perpecahan traumatis orangtua bahan bakar banyak penderitaan dalam musik Nirvana.
Setelah perceraian orang tuanya Cobain mendapati dirinya shuttled bolak-balik antara berbagai kerabat dan pada satu tahap tunawisma tinggal di bawah jembatan.

Ketika Cobain berusia sebelas tahun ia mendengar dan terpikat oleh Britain's Sex Pistols dan setelah penghancuran diri mereka Cobain dan Krist Novoselic teman terus mendengarkan gelombang band-band Inggris termasuk Joy Division yang nihilistik pos-band punk yang beberapa orang mengatakan Nirvana secara langsung diturunkan dari dalam bentuk suasana hati, melodi dan kualitas liris.
Cobain iconoclastic kesenian dan sikap tidak memenangkan banyak teman di sekolah tinggi dan kadang-kadang menyebabkan ia banyak pukulan dari "jock" Cobain punya bahkan oleh semprotan lukisan "aneh" pada mereka truk pick-up. Pada tahun 1985 Aberdeen sudah mati dan Cobain berikutnya adalah Olympia. Cobain terbentuk dan direformasi serangkaian band sebelum Nirvana datang untuk berada di 1986 Nirvana adalah sebuah aliansi gelisah antara Cobain, bassist Krist Novoselic dan akhirnya drumer dan multi-instrumentalis Dave Grohl
Tahun 1988 menunjukkan Nirvana sedang melakukan demo kaset dan telah terjadi di sekitar.
Pada tahun 1989 tercatat Nirvana kasar mereka bermata album pertama Bleach Bleach - CD-Album Seattle lokal label independen Sub-Pop
In Britain Nirvana menerima banyak pengakuan dan pada tahun 1991 kontrak mereka dibeli oleh Geffen, mereka menandatangani mega-label, yang pertama band non-mainstream untuk melakukannya. ,Dua setengah tahun setelah CD pertama Nirvana, Bleach dirilis mereka merilis Nevermind, Nevermind - Jepang - Vinyl-Album Nevermind - CD-Album Nevermind - Vinyl-Album serangkaian berbeda, berderak, berteriak bersama dengan lagu yang single pertama Smells Like Teen Spirit Smells Like Teen Spirit - CD-Single akan mendorong pengarusutamaan bintang Nirvana.
Smells Like Teen Spirit Nirvana yang paling menjadi sangat diakui dan langsung dikenali lagu.
Tidak banyak orang dapat memahaminya persis lirik tapi Cobain menggunakan hookline menggoda untuk menggaet pendengar. Nevermind terus menjual sepuluh juta kopi dan membuat dilaporkan $ 550 juta (US) meninggalkan Nirvana semalam jutawan. Cobain sangat terkejut penerimaan-nya yang sangat pribadi dan penuh gairah musik berulang kali mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada band pernah, pernah berharap hal seperti ini Segera menjadi jelas bahwa obsesif sakit-sakitan dan tua 24yr sensitif tidak akan mengatasi dengan baik dengan gaya hidup Rock'n Roll. "Jika ada 101 bintang rock saja, aku benar-benar ingin mengambil itu," Cobain pernah diamati. Cobain jatuh menjadi pecandu heroin pada awal tahun 90-an, dia bilang dia menggunakannya sebagai perisai terhadap tuntutan ketat tur dan untuk menghentikan sakit radang perut atau usus kesal. Melalui tur dan tekanan Cobain terus menulis sangat pribadi terfokus lirik akut.
Cobain ini tertekan untuk mencari tahu bahwa apa yang ia tulis dan bagaimana hal itu bisa ditafsirkan cukup sering menjadi mil terpisah. Dia sangat terkejut ketika ia menemukan bahwa Polly yang sangat ironis lagu anti-pemerkosaan telah digunakan sebagai latar belakang musik dalam geng nyata-perkosaan. Dia kemudian memohon kepada penggemar di Incesticide liner Incesticide - Jepang - Vinyl-Album " catatan "Jika ada di antara kalian tidak suka gay atau perempuan atau kulit hitam, silakan tinggalkan kami bercinta sendirian." Itu adalah sia-sia, Cobain menemukan bahwa sebagai seorang musisi jutawan dalam semalam kontrol adalah sesuatu yang sangat sedikit. Cobain juga khawatir bahwa band-nya telah terjual habis, bahwa itu menarik yang salah fans (yaitu jenis yang digunakan untuk memukul dia.)
Pada bulan Februari 1992 Cobain melompat ke Hawaii untuk menikah yang sudah hamil Courtney Love. Kemudian di tahun Incesticide Nirvana dirilis dan pada bulan Agustus Cobain telah menjalani perawatan dirumah sakit untuk penyalahgunaan heroin. Tak lama setelah Frances Bean Cobain dilahirkan. dilepaskan ke tempat teratas di chart musik. . In Utero diakui secara luas oleh pers musik dan berisi beberapa Cobain yang paling bersemangat bekerja.In Utero jauh lebih terbuka daripada sebelumnya Nirvana album. Lagu-lagu seperti All Apologies Semua Apologies - CD-Single and Heart Shaped Box detailed aspects of Cobain's sometimes shaky marriage, other songs like Scentless Apprentice detailed the agonies and struggles of Cobain's experiences. Heart Shaped Box dan aspek-aspek rinci Cobain kadang-kadang goyah perkawinan, lagu-lagu lain seperti Scentless Magang rinci penderitaan dan perjuangan Cobain pengalaman.
Nirvana memulai sebuah tur dukungan dan direkam dan memfilmkan sebuah "unplugged" (akustik) kinerja untuk MTV pada bulan November 1993. Nirvana band pilihan untuk menghormati dan orang-orang yang telah mempengaruhi mereka dan Cobain vokal bergairah dan intens terutama pada "Di mana Did You Sleep Last Night?" Dibungkam banyak dari mereka yang telah diberi label Cobain berbakat. Desas-desus beredar bahwa kompilasi MTV Unplugged Nirvana akan menjadi album terakhir band itu bercerai.
Cobain adalah pistol fanatik dan selalu memiliki beberapa dalam kepemilikan atau dalam berbagai bentuk penyitaan. Pada musim dingin 1993-94 utara Nirvana memulai tur Eropa yang luas. Dua puluh tur konser ke tenggorokan dikembangkan Cobain masalah dan jadwal mereka terputus ketika ia sembuh. Sementara pemulihan Cobain terbang ke Roma untuk bergabung dengan istrinya yang juga bersiap-siap untuk tur dengan band-nya sendiri.
Pada tanggal 4 Maret Cobain dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan koma setelah gagal membuat tawaran bunuh diri di mana ia mencuci turun sekitar lima puluh resep obat penghilang rasa sakit dengan sampanye. Tawaran bunuh diri secara resmi disebut kecelakaan dan bahkan tidak diketahui oleh teman-teman dekat dan rekan. Beberapa hari kemudian ia kembali ke Cobain istri, teman-teman dan manajer yakin Cobain, yang masih dalam penderitaan yang mendalam untuk memasukkan program detoks di LA Menurut sebuah laporan orang hilang yang diajukan oleh ibunya Cobain melarikan diri setelah hanya beberapa hari dari program.
Cobain dikutip di wilayah Seattle dengan senapan. Hari kemudian pada tanggal 5 April, dia mengurung diri ke nenek flat di belakang rumah, meletakkan senapan di mulutnya dan menarik pelatuknya. Pada hari Kamis April 7 ~ dua hari setelah pemeriksa medis mengatakan Cobain menembak dirinya sendiri dan hari sebelum mayat ditemukan polisi mengatakan Courtney Love dirinya dibawa ke rumah sakit di LA untuk overdosis. Dibebaskan dengan jaminan, Love memeriksa diri ke pusat rehabilitasi tapi meninggalkan segera setelah seorang teman meneleponnya keesokan harinya dengan berita kematian Cobain.
Cobain mayat ditemukan ketika mengunjungi rumah listrik untuk menginstal sebuah sistem keamanan berkeliling belakang rumah bila tidak ada yang menjawab pintu depan dan mengintip melalui jendela. Dia pikir dia melihat manekin tergeletak di lantai sampai dia melihat noda darah oleh Cobain telinga. Ketika polisi mendobrak pintu mereka menemukan Cobain mati di lantai, senapan masih menunjuk ke dagu dan di atas meja di dekatnya catatan bunuh diri yang ditulis dengan tinta merah ditujukan kepada Cinta dan pasangan-pasangan kemudian anak perempuannya yang berumur 19 bulan Frances Bean.
Catatan bunuh diri berakhir dengan kata-kata "Aku cinta padamu, aku mencintaimu." Dua hari setelah tubuh Kurt Cobain ditemukan sekitar 5.000 orang berkumpul di Seattle untuk menyalakan lilin. kerumunan orang yang putus asa memenuhi udara dengan nyanyian profan, membakar kemeja flanel mereka dan berperang dengan polisi. Mereka juga mendengarkan tape yang dibuat oleh istri Cobain di mana ia membaca dari catatan bunuh diri. Beberapa tertekan remaja di Amerika Serikat dan Australia bunuh diri. Media mainstream pembuatan lambasted kurangnya rasa hormat dan pemahaman tentang budaya kaum muda.

Kami akan Selalu Ingat

Selasa, 22 Mei 2012

Tinggi Di atas Kegelapan

Saat ini aku sedang tinggi didalam kegelapan, 
Disetiap ruang yang aku lihat dan aku rasakan semuanya gelap 
Dan jauh sangat tinggi seperti sudah tak pernah bisa turun lagi 
Aku terbang melayang diatas ketinggian bersama peri-peri tanpa cahaya 
Semua mengelilingi disekitar kepalaku sampai-sampai mereka megeluarkan irama-irama berkabung. 

Semua yang di maksud dari semua ini adalah ketika kekuasaan yang telah menang 
Namun kondisi dan situasi dibawah kekuasaan kita 
Adalah kekerasan, kelaparan, kemiskinan secara horisontal terjadi dimana-mana 
Sebab Sang Penguasa sedang berada diatas ketinggian yang sangat gelap.

Penguasa yang tidak bisa dijatuhkan karena penguasa-penguasa ini sedang menikmati 
Melayang-layang diruang yang penuh dengan kegelapan negeri ini 

Sang penguasa terus membantai secara sistematis 
Rakyat adalah yang tuan rumah di atas tanah lahirnya

Sejengkal demi sejengkal kegelapan terus merampas 
Tanah kering 
Rakyat berpeluh dan bercampur dengan darah perjuangan,

Namun semua segala kenangan maupun sejarah 
Kini menjadi tembok pembatas isolasi untuk tanah-tanah kita dan semakin menjadi sangat sesak dan sempit, 

Tak ada lagi udara langit yang biru, 
Yang ada hanyalah awan kegelapan 

Yang selalu menyelimuti ruang hidup kita sebagai pemilik hak atas tanah yang mereka rampas.






Yogyakarta, April 2009

Terlalu Banyak Yang Terpendam

Banyak yang terpendam didalam dada
Sehingga aku tak bisa untuk mengungkapkan kata-kata dari hati ini,
Terlalu berat untuk mengeluarkan suara dari hati mencapai mulut
Untuk membentuk sebuah kata-kata yang bersuara,
Kini tak ada lagi suara yang bisa dikeluarkan dari mulutku
Mungkin karena banyak yang terpendam oleh intimidasi kehidupan,
Karena aku semakin sumpek melihat hari-hari
Yang semakin hari semakin menjatuhkan aspek kehidupan sosial,
Ketidakadilan dan perlakuan diskriminatif membuatku mengisolasi diri dari kehidupan sosial,

Aku merasa kecil diduniaku sendiri,
Aku menjadi orang yang tidak punya harapan untuk bersosialisasi untuk menumbuhkan segala harapan,
Hanya karena kemiskinan yang menghantam kehidupan keluargaku
Sehingga kehidupan sosial kami menjadi kacau,
Bahkan aku menjadi pelaku kriminal didalamnya
Mencuri apa yang seharusnya aku curi dari orang-orang yang telah mencuri hak kesejahteraan kehidupanku,

Tak pernah berbicara dengan orang-orang yang ada disekitarku juga dengan orang-orang terdekatku
Aku hanya selalu diam tak mampu lagi untuk mengutarakan segala sisi gelapnya kehidupanku,
Aku menjadi terasing didalam lingkup sosial kehidupanku,
Yang dilakukan hanyalah diam dan menjadi pelaku kriminal untuk mempertahankan kehidupan,

Bahkan akupun tak bisa menjelaskan secara rinci sisi gelap apa saja yang telah aku lakukan,
Karena terlalu berat untuk mengeluarkannya baik dengan suara
Maupun tulisan maka tak ada satupun yang mendengarnya
Tak ada satupun yang memperhatikannya,
Sudah terlalu tersakiti oleh sistem yang ada,

Dari tahun ketahun, Dari satu pemimpin negara satu dan peminpin yang baru
Semua tetap tak ada perubahan yang pasti,
Karena memang orang-orang sepertiku diciptakan hanya untuk dijadikan sebagai kambing hitam,
Sebagai pelaku tindak pidana,
Karena orang-orang sepertiku hanya berakhir didalam penjara
Dan terbunuh tertembak timah panas aparat penegak hukum,

Penguasa tak pernahkah kau sensitif dengan orang-orang seperti kami?
Atau engkau sengaja, kami diciptakan untuk menjadi pengganggu keamanan negeri ini?

Kami sudah tak mampu lagi untuk menyuarakannya
Kami sudah tak mampu lagi berkata-kata dengan baik,
Kami hanya mampu melakukan tindakan perlawanan
Melalui aksi anarkisme dan kriminalisme
Sebagai bentuk bahwa kami berteriak dan berontak dengan cara kami,

Tapi tetap saja orang-orang seperti kami selalu menjadi korban
Hanya tindakan keras sebagai bentuk berontak agar mendapatkan perhatian
Karena kami sudah tak mampu lagi meneriakan dan menyuarakan dengan baik
Sebab terlalu banyak kekcewaan yang terpendam didalam jiwa
Sehingga mendarah daging terhadap anak cucu kami!!


Yogyakarta, Maret 2009

Semalam Suntuk

Semalam suntuk aku membebaskan diri dari segala bentuk yang membuat aku lelah 
Karena terus berpikir mengenai kehidupan, 

Aku hanya melakukan sendiri sambil menenggak bir didalam ruangan yang sangat gelap dikamar ini, 
Sudah terpenuhi oleh asap-asap rokok khayalan yang membawaku terbang keatas langit-langit rumahku, 

Aku sedang muak dengan kehidupan yang tiada hentinya menghantuiku dengan ketakutan akan masa depan, Kini aku melihat sesuatu yang suram didalam depresi kehidupanku, 

Kepalaku rasa mau pecah terpikirkan akankah aku bertahan dikerasnya kehidupan, 
Seminggu bertahan, 
Sebulan bertahan dan... 
Setahun bertahan 

Entah minggu-minggu berikutnya, 
Bulan-bulan berikutnya dan... 
Tahun-tahun berikutnya 
Apakah aku bisa bertahan didalam kehidupan ini. 
Entahlah aku sedang lelah memikirkan semuanya 

Kini aku hanya ingin damai dan membebaskan diri 
Dari segala belenggu yang mengekang aku didalam melangkah, 

Tapi untuk detik, menit dan jam ini aku hanya ingin ada dengan jiwaku tanpa pikiran, 
Aku hanya ingin kosong dan terdiam 
Didalam mimpi-mimpi indah yang terlintas disetiap khyalanku 
Melalui putihnya awan-awan yang melintasi pikiranku, 
Karena ketika aku kembali ke alam nyata, 
Kenyataan terlalu kejam untuk aku lalui, untuk aku hadapi, 
Sebab aku merasa sudah tak mampu lagi menikmati kehidupan ini, 
Semuanya terlihat tak pasti yang terlihat hanyalah kehancuran hidup 
Yang selalu ada didepan mataku dan terlintas setiap saat dipikiranku tanpa ampun, 

Dan aku hanya ingin menikmati malam suntuk ini tanpa memikirkan jiwa yang nyata ini...




Yogyakarta, Maret 2009

Anak Kegelapan

Ditanah airku yang tercinta situasi kini kian merajalela,
Seorang anak hidup didalam kegelapan hanya karena sebuah impiannya tidak tercapai,
Penodongan, Perampokan bahkan Pemerkosaan dia lakukan hanya untuk melampiaskan dendam
Terhadap ketidakadilan dinegeri ini,

Anak kegelapan berjalan untuk mencapai kehidupannya
Sebab tanpa melakukan itu semua kegelapan maupun penerangan
Tak akan pernah dirasakan oleh anak-anak kita yang terjebak didalam kegelapan kehidupannya.

Wahai para penguasa mimpi jangan lagi kau rebut alam khayal anak-anak kita
Biarlah sang cahaya menerangi jalannya agar tak ada lagi anak-anak kita yang terjebak didalam kegelapan.

Bangsa ini sudah terlalu gelap untuk dilalui oleh manusia-manusia yang baru lahir ditanah airnya
Maka kita sebagai anak kegelapan mencoba meraih kembali cahaya mimpi
Yang telah dirampas oleh para penguasa diatas tanah ini.

Tak ada lagi kata diam,
Tak ada lagi manusia merasakan yang sama diruang gelap yang penuh dengan tirani,

Mari kita semua bergerak menuju cahaya yang dapat membongkar kegelapan tirani
Negeri yang kini tak punya harapan dan mimpi indah,

Tanah kita kini telah menjadi batu gedung yang penuh dengan kesibukan,
Air kita kini telah kering kerontang menjadi pendingin ruangan
Yang menghancurkan hijaunya daun dihutan rimba.
Hutan rimba kini telah menjadi jalanan untuk menuju kemusnahan bumi kita,
Tak ada lagi udara segar untuk kita hirup tak ada lagi bayi yang baru dilahirkan bisa bernafas dengan lega, Bahkan langit kita tak lagi biru yang ada hanyalah awan kegelapan
Yang sebentar lagi hujan ledakkan meriam yang meluluh lantakkan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Alam sosial kita kini
Yang ada hanyalah terlihat kekejaman
Manusia satu dengan lainnya saling menghantam,
Itu semua hanya memperjuangkan untuk kehidupannya sendiri.

Tak bisakah kita merubah ruang gelap ini menjadi alam yang penuh dengan kesegaran bernafas,
Saling merdeka tanpa memperebutkan kehidupannya?
Karena kita semua hanya bisa berharap
Kepada anak-anak kita yang terlahir dialam kegelapan untuk merubahnya!!!



Yogyakarta Maret 2009

Aku genggam Kehidupan ini

Aku hanya ingin menggenggam kehidupanku sendiri, 
Namun mengapa tetap saja sangat sulit padahal itu semua hanya untuk kehidupan aku sendiri, 
Bangsa ini sudah penuh dengan tirani yang sangat menggurita, 
Mereka menggenggam semua kehidupan manusia. 

Para manusia yang lemah akan menjadi semakin lemah yang kuat semakin berkuasa, 
Kehidupan aku pun kini seperti ditentukan oleh yang berkuasa, 
Aku hanya ingin menggenggam kehidupanku sendiri, 
Seperti aku menggenggam pasir, 
Semakin aku genggam semakin sedikit yang aku dapatkan, 
Pasir kehidupanku telah dibangun oleh para penguasa yang kapitalis, 

Mereka membangun kehidupannya diantara mengorbankan kehidupan manusia lainnya. 
Menggenggam kehidupan sendiri pun dinegeri ini sangat sulit diperjuangkan 
Sebab kehidupan kita selalu dipermainkan oleh mimpi-mimpi yang tamak para pelaku tirani, 
Tanpa ampun mereka merebut semua mimpi kehidupan kita, 

Kini kita hanya bisa bermimpi meskipun hanya untuk bertahan hidup. 
Sebab mimpi kita tak pernah diperjual belikan 
Namun mimpi kita direbut untuk mencapai mimpi para penguasa 
Untuk membangun istana megah yang penuh dengan kemahalan hidup, 
Bahkan ingin mengeluarkan setetes keringatpun kita harus membayarnya 
Sebab kehidupan manusia telah menjadi pasar yang menguntungkan bagi para penguasa, 

Aku hanya ingin menggenggam kehidupanku sendiri, 
Tanpa aturan bebas, menikmati kehidupan dan hidup untuk menikmati kebebasan tanpa aturan, 
Maka mari bebaskan diri kita dari segala belenggu yang ingin menguasai kebebasan hidup kita sebagai manusia.




Yogyakarta, Maret 2009

Kemenangan Diatas Peperangan

Sebuah bangsa yang memperjuangkan kemenangan selalu diakhiri dengan peperangan, 
Sejarah telah membuktikan untuk mencapai sebuah mimpi 
Satu bangsa harus memerangi satu bangsa lainnya, 
Mengapa itu semua harus terjadi didalam didunia ini?, 
Aku tak pernah mengerti mengapa manusia ada hanya untuk saling membunuh manusia lainnya, 
Apakah itu semua sudah menjadi garis kehidupan yang telah ditentukan Sang Penguasa alam semesta ini? 

Aku rasa tidak!!! 

Kita semua bisa mengarahkan garis kehidupan kearah yang lebih baik, 
Kearah yang saling mencintai antara satu bangsa dengan bangsa lainnya, 
Bayangkan akan seperti apakah alam semesta ini 
Bila kita semua hidup dengan damai berdampingan dengan semua makhluk hidup lainnya? 
Betapa surga dunia itu memang ada bila kita semua mau menciptakannya, 
Namun sayangnya yang terjadi adalah selalu diakhiri dengan peperangan, 
Itulah faktanya bahwa manusia hanya memperjuangkan hidupnya sendiri 
Untuk mencapai kemenangan dengan memerangi manusia lainnya, 
Dan manusia itu hanya mementingkan kelompoknya sendiri 
Juga sebuah bangsa hanya mengutamakan bangsanya itu sendiri 
Untuk menjadi penguasa diantara para penguasa, 
Mengapa manusia hidupnya seperti itu hanya ingin menguasai untuk kemengan hidupnya sendiri, 
Merusak alam semesta membunuh manusia lainnya dengan peperangan 
 Yang tak pernah berakhir diatas bumi tempat kita berpijak!!!







Yogyakarta, Maret 2009

Aku Hanya Bisa Menuliskan Apa Yang Aku Lihat

Yang aku lihat disekitar kehidupanku,
Hanya bisa kusuarakan melalui tulisan yang tak ada arti sastranya
Bahkan terbaca seperti tulisan anak kecil yang tidak bisa dibohongi apa yang terjadi pada dirinya,
Aku hanya bisa menuliskan saja apa yang aku lihat,
Aku tak pernah lagi bisa bersuara untuk kusampaikan apa yang telah terjadi disekitar
Seharusnya patut diperhatikan,
Karena aku sudah banyak yang membungkam untuk saat ini
Aku hanya bisa menuliskan saja,
Karena orang-orang yang membungkam itu takut akan perubahan,
Aku masih bertahan untuk diam
Namun aku tetap menuangkannya apa yang aku lihat disekitarku melalui tulisan,
Sebab jika aku terus diancam untuk bungkam
Mungkin saja aku akan terbunuh jika harus terburu-buru mengungkapkan situasi sosial yang tidak adil ini,
Aku masih terus melihatnya meskipun tirani itu kini semakin terang-terangan menunjukkan dirinya,
Rasanya memang tidak tahan ingin sekali aku teriakan ini semua,
Namun kekuatan masih belum cukup
Sehingga apa yang aku suarakan terkadang tidak ada yang ambil peduli
Untuk menuntaskan ketidakadilan sosial ini,
Bahkan aku terlalu sering ditertawakan
Karena mereka menganggap
Apa yang aku sampaikan tidak pernah membuat telinga mereka panas

Dan memang aku tidak bisa menyembunyikan emosionalku,
Sehingga aku bersuara sejadi-jadinya mengikuti emosi hatiku
Karena aku tidak bisa memainkan peranan yang aku anggap itu semua adalah pembohongan diri dan publik, Entah kenapa orang-orang itu sangat senang berperan seperti seorang aktor
Seolah mereka tidak melihat dan merasakannya,
Bila mereka seorang manusia seharusnya mereka bisa merasakannya
Apa yang terjadi dan memperjuangkannya bersama untuk membongkar tirani
Yang semakin menggurita dialam yang katanya demokrasi ini...!!!

Aku hanya bisa menuliskan apa yang telah aku lihat,
Aku belum mampu untuk bersuara dan berteriak seperti para aktor,
Aku hanya mampu berteriak sejadi-jadinya mengikuti apa yang dikatakan hati nurani ku ini!!!





Yogyakarta, Maret 2009

Hilang ditelan Bumi

Telah hilang sebuah cerita didalam kehidupan nyata, 
Karena kita tak mampu lagi bersuara 
Sang pejuang telah hilang ditelan bumi entah dimana kini keberadaannya, 
Aku tak pernah tahu lagi berada dimana kini dia..., 

Hanya ada sebuah kenangan yang mengarungi cerita hidupnya didalam perjuangan 
Namun terkadang itu semua dilupakan 
Oleh orang-orang yang telah merasakan nikmatnya hasil perjuangan bersama, 

Tak ada lagi cerita yang dibincangkan tentangnya, 
Tak ada lagi kenangan yang dikenang oleh-oleh teman-teman seperjuangan, 
Karena mereka telah melupakan seorang pelaku sejarah didalam menuju visi kita bersama. 
Layak kah kita menikmati semua ini? 
Tanpa mengingat para Pahlawan yang telah mengantarkan kita sampai dititik ini kenikmatan kita, 
Namun terkadang kita lupa dengan sejarah yang telah membawa kita sampai disini, 
Dan juga bahkan kita menjadi lupa 
Karena telah berada dan terbuai oleh kenikmatan sistem yang telah kita rasakan, 

Kita menjadi lupa bahwa ada sebagaian orang yang tanpa kita sadari bahwa kita melukai kehidupannya, 
Telah membunuh ruang geraknya dan telah membungkam suaranya, 
Yang ada hanyalah suara-suara kelompok 
Kita tanpa memikirikan sebagian masyarakat lainnya yang masih tertindas oleh sistem Tirani, 
Mungkin saja sistem itu kita yang buat sendiri, 
Karena terkadang kita terlalu egois meraih sebuah mimpi 
Tanpa memandang masyarakat lainnya 
Yang mungkin saja kehidupannya lebih mengenaskan dari kehidupan kita, 

Maka jangan salahkan sebagian masyarakat menjadi pemberontak diatas buminya sendiri, 
Diatas tanah airnya sendiri, 
Yang dimana tanah airnya tak pernah memberi sejengkal tanah untuk ditempati 
Dan setetes air untuk melepas dahaga yang penuh dengan kekeringan, 

Maka sebagian kehidupan kita adalah hidup yang penuh dengan tirani, 
Tak ada bedanya dengan negara yang menghancurkan sebagaian masyarakat 
Dan kita adalah penguasa baru bersekutu dengan pemerintah 
Untuk menghisap sebagian kehidupan masyarakat yang masih tertindas, 
Apakah kita orang yang tertindas atau orang-orang yang menindas sesama kita? 
Karena semua keadilan itu sebenarnya telah hilang ditelan bumi!!!



Yogyakarta, Maret 2009

Hanya Diam Seribu Bahasa

Akhir-akhir ini aku hanya bisa diam, 
Menyendiri dari dunia yang penuh dengan kekejaman, 
Aku hanya sedang lelah berjalan disatu sisi yang membuat aku terus terjatuh, 
Aku ingin menyendiri untuk merenung sejenak 
Namun aku masih belum tahu apa yang harus aku lakukan untuk kehidupanku kedepannya? 
Karena didalam dunia ini yang ada hanya saling menjatuhkan kehidupan orang lain 
Tidak ada toleransi didalam menghargai manusia untuk tetap bertahan untuk hidup. 
Karena aku hanya bisa diam, 
Tak bisa mendeteksi lagi kemampuanku sebagai seorang manusia yang diciptakan Tuhan begitu sempurna, 
Aku merasa sedang dibawah tanpa mempunyai kekuatan lagi untuk bertahan didalam kehidupan, 
Seperti kata pepatah " hidup segan matipun tak mau" dan aku sekarang hanya bisa Diam. 

Kepala dan hatiku seperti tak mampu merasakan lagi 
Damainya hidup didunia ini mungkin aku sudah terlalu lelah sehingga menjadi depresi untuk semuanya. 
Tak ada yang harus aku jalani untuk sekarang ini 
Sebab aku sedang terbungkam dan terdiam seribu bahasa, 
Namun hati dan pikiran ini tetap terus berjalan 
Dengan menuliskannya sebuah cerita, ide dan kisah ditempat dimana aku mampu untuk menulisnya. 
Hanya bisa diam semoga ini semua menjadi emas 
Diantara orang-orang yang berteriak tidak karuan, 
Karena sekarang aku memang sedang ingin diam untuk sementara waktu 
Yang tidak bisa aku tentukan sendiri, 
Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya, 
Kapan diam keluar menjadi sebuah mimpi yang nyata dan indah....






Yogyakarta, Maret 2009

Dunia Yang Sempurna

Tuhan dari Jiwa-jiwa yang tersesat, kau yang hilang diantara berhala-berhala, dengarlah aku. 
Nasib lemah lembut yang mengamat-mati kita, roh-roh gila yang gentayangan, dengarlah aku. 
Aku tinggal ditengah-tengah bangsa yang penuh dengan tirani, sehingga akupun menjadi manusia diantara banyak manusia lainnya menjadi timpang dan kekurangan dari ketidakadilan sistem bangsa ini. 
Aku kekacau-balauan bersama manusia lainnya yang menjadi terisolasi bahkan anrkis, sekumpulan cuaca yang kebingungan. 

Aku bergerak sendiri diantara dunia-dunia yang selesai dari kesejahteraan rakyat. 
Manusia-manusia penguasa dengan Hukum-hukum yang lengkap dan tatanan kebijakan yang tersistematis untuk membunuh manusia-manusia yang telah dibodohkan dibuminya sendiri.
Kebajikan mereka akan terukur oleh dosa-dosa mereka yang tertimbang, bahkan hal-hal yang tak bisa dihitung yang berlalu dalam suatu keadaan hampir gelap temaram yang suram, seperti dosa atau kebijakan penguasa negeri yang telah membunuh rakyatnya sendiri akan dicatat dan didaftar oleh suara Tuhan melalui gelombang gerakan rakyat untuk melawannya. 
Untuk menutupi Tiraninya penguasa negeri itu akan pergi jauh kedalam samudera yang paling dalam. Eksistensi gerakan rakyat yang tersisihkan disimbolkan dengan gelombang gerakan untuk melawan penguasa negeri yang tirani itu. 

Namun didalam perjalanan perjuangan kita akan banyak diantara kita yang mengkhianati, gugur ditengah-tengah perjuangan didalam mempertahankan ideologis untuk mencapai keadilan sosial.
Kaum intelektual yang gersang yang dikuasai pandangan satu dimenensi tentang realitas dan orang-orang itulah yang kan menjadi manusia oportunis lalu mengkhianati pergerakan rakyat yang termarjinalkan. Orang-orang oportunis yang berada dibarisan gerakan kita yang sebenarnya untuk melawan penguasa Tirani, kita tidak tahu karena mereka bertutupkan topeng dan busana yang sama dengan kita, maka pergerakan kita terkadang terjebak didalam satu eksistensi yang tidak berarti dan akhirnya kita semua asyik kepada diri sendiri dan duniawi materialis ilmiah itu, lalu kita semua menjadi lupa dengan sahabat kita yang gugur dimedan gerakan perlawanan, dengan rakyat yang berharap perubahan, maka hati nurani kita didunia ini akan dihantui oleh ideologis perlawanan yang pernah dilakukan bersama, dan musuh yang paling dekat adalah melawan para pengkhianat-pengkhianat itu. 

Dan bahkan membelakangi pesimis gelombang gerakan karenanya kita merasa tidak dapat menggapai menjadi negeri yang sempurna adil sejahtera untuk semuanya dan orang-orang kita menjadi orang-orang yang meyibukan diri sendiri didalam cengkeraman penguasa Tirani yang baru. 
Apa kau tidak tahu bahwa tidak ada jarak kecuali jarak yang tidak direntang oleh jiwa dalam angan-angan? Dan ketika jiwa mau merentangnya, jarak itu menjadi satu ritme dalam jiwa. 
Kemungkinan bahwa angan-angan atau impian manusia, yakni kemampuan manusia untuk menerima karakter pengalaman yang universal atau ideal, sebagai ganti memisahkan manusia dari manusia, bisa menciptakan satu komuni atau suasana berbagi dalam hakikat spiritual manusia yang hidup. 
Dalam kemungkinan inilah terletak satu-satunya harapan manusia untuk menyelesaikan konflik yang berulang-ulang dan tak berguna dalam dirinya sendiri dan dengan sendirinya dalam pengalaman gerakan secara kolektif disebut peradaban.
Kesadaran akan hubungan yang ada, akan kemungkinan bahwa hubungan ini diubah, dan akhirnya kesadaran akan perilaku dan motivasi yang diperlukan untuk mengubahnya.!!!

Sepucuk surat dari bayi yg belum terlahirkan

Halo ma!, apa kabar?, Aku baik-baik saja, terima kasih.
Hanya beberapa hari semenjak aku terbentuk dan sekarang aku tumbuh dalam perutmu.
Sejujurnya saja aku tak dapat menerangkan betapa bahagianya aku mengetahui bahwa engkau adalah ibuku.
Dan yang membuat aku bangga adalah karena aku terbentuk karena rasa cinta.
Aku yakin aku akan menjadi bayi hidup yang paling bahagia.
Ma, sebulan telah berlalu dan aku mulai menyadari bagaimana tubuhku terbentuk. Aku tahu saat ini aku masih belum terbentuk sempurna tapi tunggu dan lihatlah aku akan membuatmu bangga! Walau merasa bahagia tapi aku merasa ada sesuatu yang salah!...
Engkau nampak aneh membuat aku resah dan khawatir, tapi aku yakin semuanya akan baik-baik saja! Jangan putus asa.
Ma, dua setengah bulan telah berlalu, aku telah memiliki tangan yang bisa aku gunakakan untuk bermain. Oh aku sangat bahagia.
Ma, katakanlah apa yang salah? Mengapa akhir-akhir ini engkau sering menangis?
Mengapa setiap kali bertemu papa engkau selalu bertengkar?
Apakah kalian sudah tidak menginginkan aku lagi? Akan ku lakukan semua yang dapat membuatmu menginginkan aku …
Ma, 3 bulan telah berlalu, tapi engkau tetap terlihat sedih. Aku tak tahu apakah yang terjadi, aku sangat bingung.
Hari ini kita ke dokter dan dia menjadwalkan pertemuan untukmu besok. Ma, aku tak mengerti mengapa aku merasa sangat baik sedangkan engkau tidak!
Ma, kita pergi kemanakah?, apa yang terjadi? Ma, ini bukanlah waktu yang normal untuk tidur siang, jangan berbaring. Lagi pula aku tidak capek akku masih ingin bermain. Uh!!! Apakah yang dilakukan benda ini didalam rumahku? Apakah ini mainan baru?! Hei! Benda ini menyedot rumahku …
Tolong…, jangan menyeret aku! Tidak…. Jangan memukuli ku, kau melukai ku?! Tak dapatkah engkau melihat bahwa aku masih kecil, aku tak dapat melindungi diriku sendiri! Ma!!! Hentikan mereka, itu adalah tanganku!!! Ma, kakiku, mereka merengutnya keluar!!! Lindungilah aku, Ma!!! Tolonglah aku, Ma!!!
Beritahu mereka untuk berhenti, aku berjanji akan berhenti menendang mereka jika mereka berhenti. Bagaimana mungkin seorang manusia bisa melakukan ini terhadap diriku? Oh Ma, aku tak dapat bertahan lagi … to…long aku…
17 tahun berlalu sejak engkau mengambil keputusan yang menentukan itu. Bagaimana engkau masih menderita karenanya.
Tolong janganlah menangis, ingatlah bahwa aku mencintaimu dan aku menanti dirimu dengan tangan terbuka.
Amat mencintaimu!!!
Bayimu.
Berpartisipasilah dalam kampanye:

“SEMUA MELAWAN ABORSI!”
Teruskanlah kampanye ini….
...sehingga kita dapat menyelamatkan kehidupan.
Katakan ya untuk Kehidupan!
Pesan ini harap diteruskan kepada semua kontak anda.

Tan Malaka, Pahlawan atau Bukan

Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatra Barat, 2 Juni 1897 - wafat Jawa Timur, 21 Februari 1949 [1]) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris. Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Walaupun berpandangan komunis, ia juga sering terlibat konflik dengan kepemimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI).Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan secara tak henti-hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan sekutu-sekutu mereka. Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan komunis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia dinyatakan sebagai "Pahlawan revolusi nasional" melalui ketetapan parlemen dalam sebuah undang-undang tahun 1963.Tan Malaka juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari Sarekat Islam (SI) Jakarta dan Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan modernis Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat.Tokoh ini juga adalah orang yang mendalangi terjadinya pergolakan sosial di wilayah Surakarta setelah pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang berakibat hilangnya status Daerah Istimewa bagi bekas wilayah Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunagaran.Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda. Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru disebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda. Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Semaun dan mulai terjun ke kancah politik Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai. Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang. Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda. Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong, April 1925.Prof. Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina pecah…."MadilogMadilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana.Semua karya Tan Malaka dan permasalahannya didasari oleh kondisi Indonesia. Terutama rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan latar belakang sejarahnya bukanlah cara berpikir yang teoritis dan untuk mencapai Republik Indonesia sudah dia cetuskan sejak tahun 1925 lewat Naar de Republiek Indonesia.Jika membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran (Gerpolek-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan ditemukan benang putih keilmiahan dan ke-Indonesia-an serta benang merah kemandirian, sikap konsisten yang jelas dalam gagasan-gagasan serta perjuangannya.Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu.Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik Indonesia akibat Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta.Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya[1].Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV, Harry A Poeze kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada 21 Februari 1949.Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.Tan Malaka dalam fiksiDengan julukan Patjar Merah Indonesia Tan Malaka merupakan tokoh utama beberapa roman picisan yang terbit di Medan. Roman-roman tersebut mengisahkan petualangan Patjar Merah, seorang aktivis politik yang memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air-nya, Indonesia, dari kolonialisme Belanda. Karena kegiatannya itu, ia harus melarikan diri dari Indonesia dan menjadi buruan polisi rahasia internasional.Salah satu roman Patjar Merah yang terkenal adalah roman karangan Matu Mona yang berjudul Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Nama Pacar Merah sendiri berasal dari karya Baronesse Orczy yang berjudul Scarlet Pimpernel, yang berkisah tentang pahlawan Revolusi Prancis.Dalam cerita-cerita tersebut selain Tan Malaka muncul juga tokoh-tokoh PKI dan PARI lainnya, yaitu Muso (sebagai Paul Mussotte), Alimin (Ivan Alminsky), Semaun (Semounoff), Darsono (Darsnoff), Djamaluddin Tamin (Djalumin) dan Soebakat (Soe Beng Kiat).Kisah-kisah fiksi ini turut memperkuat legenda Tan Malaka di Indonesia, terutama di Sumatera.Beberapa judul kisah Patjar Merah:Matu Mona. Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Medan (1938) Matu Mona. Rol Patjar Merah Indonesia cs. Medan (1938) Emnast. Tan Malaka di Medan. Medan (1940) Tiga kali Patjar Merah Datang Membela (1940) Patjar Merah Kembali ke Tanah Air (1940) *Artikel ini diambil dari Wikipedia bahasa Indonesia, tidak ada maksud tertentu mengapa artikel ini dimuat di blog ini. Yang pasti artikel versi Wikipedia ini diharapkan menambah pengetahuan bagi pengunjung blog-ku. Sekali lagi tanpa ada pretensi dan tendensi apapun.

PKI ADALAH ANAK ZAMAN

Penanaman kapital di Indonesia pada sejak akhir abad ke-XIX meningkat dengan cepat, yang membawa perubahan besar dalam kehidupan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Untuk mengerjakan bahan-bahan mentah, imperialisme Belanda mendirikan pabrik-pabrik, membikin pelabuhan-pelabuhan dan jalan-jalan kereta-api. Tetapi, semuanya itu sekali-kali bukanlah untuk memajukan Indonesia, melainkan untuk mengintensifkan penghisapan kolonial terhadap Rakyat Indonesia.
Dengan demikian pengaruh kapitalisme menjadi merasuk ke dalam masyarakat Indonesia, yang mendorong lahirnya klas-klas baru dalam masyarakat Indonesia,
yaitu : Klas proletar, intelektual dan borjuasi Indonesia.
Lahirnya klas proletar mendorong berdirinya organisasi serikat buruh. Di banyak tempat di Indonesia mulai berdiri serikat buruh - serikat buruh, seperti serikat buruh pelabuhan, serikat buruh kereta-api, serikat buruh percetakan dan serikat buruh - serikat buruh di pabrik-pabrik lainnya.
Pada tahun 1905 berdirilah serikat buruh kereta-api yang bernama SS-Bond (Staats-Spoor Bond). Dalam tahun 1908 berdirilah Perkumpulan Pegawai Spoor dan Trem (Vereniging van Spoor en Tram Personeel - VSTP), suatu serikat buruh kereta-api yang militan ketika itu.
Serikat buruh - serikat buruh ini merupakan sekolah-sekolah politik bagi massa kaum buruh. Tetapi, perjuangan serikat buruh adalah perjuangan yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan langsung daripada para anggotanya, untuk perbaikan upah dan syarat-syarat kerja, suatu perjuangan yang terbatas pada soal-soal sosial ekonomi. Kesadaran yang diperoleh lewat aksi-aksi dan pemogokan-pemogokan belumlah mencapai tingkat kesadaran-klas yang sempurna, tetapi baru pada tingkat kesadaran pertentangan antara mereka sebagai buruh-upahan terhadap majikannya itu sendiri yang memeras tenaganya, tingkat kesadaran yang elementer, kesadaran yang masih terbatas untuk memperjuangkan nasibnya sendiri, nasib golongannya.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan gerakan buruh, kesadaran politik dan orgarisasi klas buruh pun meningkat pula. Klas buruh menghendaki suatu organisasi yang tidak hanya membatasi diri pada perjuangan serikat buruh, sebab hanya dengan organisasi serikat buruh, sistim kapitalisme, yang merupakan sumber kemiskinan dan kesengsaraan bagi seluruh massa pekerja, tidaklah dapat diitumbangkan. Untuk menumbangkan sistim kapitalisme, klas buruh harus menjalankan perjuangan politik yang revolusioner, klas buruh harus mempunyai partai politik.
Tingkat kesadaran klas buruh inilah yang mendorong berdirinya suatu partai politik, yang merupakan alat untuk memperjuangkan cita-cita dan politik daripada klas buruh. Partai politik klas buruh ini tidaklah hanya untuk memimpin perjuangan klas buruh guna perbaikan upah dan syarat-syarat kerja kaum buruh, akan tetapi sampai dengan untuk merombak susunan masyarakat yang memaksa seseorang yang tidak bermilik harus menjual tenaganya kepada kaum kapitalis.
Pada bulan Mei tahun 1914 di Semarang telah berdiri Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia (Indiskhe Sociaal Democratiskhe Vereniging -- ISDV), suatu organisasi politik yang menghimpun intelektual-intelektual revolusioner bangsa Indonesia dan Belanda. Tujuannya ialah untuk menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Rakyat Indonesia. Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia inilah yang pada tanggal 23 Mei tahun 1920 berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lahirnya PKI merupakan peristiwa yang sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan Rakyat Indonesia. Pemberontakan kaum tani yang tidak teratur dan bersifat perjuangan sedaerah atau sesuku dalam melawan imperialisme Belanda, yang terus menerus mengalami kegagalan, sejak PKI berdiri, menjadi diganti dengan perjuangan proletariat yang terorganisasi dan yang memimpin perjuangan kaum tani dan gerakan revolusioner lainnya.
Pecahnya Revolusi Oktober di Rusia tahun 1917 sangat berpengaruh pada proletariat Indonesia. Lahirnya PKI dan perkembangannya tidaklah dapat dipisahkan dari pengaruh kemenangan Revolusi Oktober itu.
Kemenangan Revolusi Oktober Besar di Rusia itu telah membangkitkan kesadaran Rakyat-Rakyat jajahan. Revolusi Oktober, memberi keyakinan kepada Rakyat Indonesia, bahwa imperialisme Belanda pasti dapat digulingkan, dan Rakyat Indonesia akan dapat mendirikan negara Indonesia yang bebas dan merdeka.
Jadi Partai Komunis Indonesia lahir dalam zaman imperialisme, sesudah di Indonesia ada klas buruh, sesudah di Indonesia berdiri serikatburuh-serikatburuh dan Perkumpulan Sosial Demokratis Indonesia, yaitu organisasi politik yang pertama daripada kaum Marxis Indonesia, sesudah Revolusi Oktober tahun 1917.
Lahirnya PKI bukanlah suatu hal yang kebetulan, melainkan suatu hal yang sesuai dengan perkembangan sejarah, suatu hal yang wajar.
PKI adalah anak zaman yang lahir pada waktunya.
IDEOLOGI PARTAI KOMUNIS

Tak Harus memilikinya…

Ketika rasa itu hadir dalam jiwa,
Tapi kenapa keterikatan membuatnya tak bisa untuk memiliki seutuhnya…,
Ketika jiwa sedang merana
Seuntai harapan yang tak mungkin disatukan.

Dengan hati yang lapang aku harus melupakan kenangannnya,
Karena memang cinta tak harus memilikinya.

Namun jiwa ini masih terasa hampa tanpa getarannya,
Namun getarannya terkadang membuatnya hanyut tanpa terkendali…,

Mengapa aku harus hidup didalam keterpaksaan, budaya, ekonomi dan sosial
Membuat aku menjadi orang yang tersingkirkan,
Karena meraka telah menciptakan untuk di hancurkan.

Mengapa tirani meraja rela diatas negeri tercinta ini?
Mengapa kemanusiaan kami kami tak pernah diakuinya?
Dan mengapa ketidakadilan terus terjadi?
Apakah karena semua digenggam oleh orang-orang yang Tamak dalam menjalankan negeri ini?

Tapi tetap aku tak akan pernah membuangnya perasaan ini,
Perasaan cinta terhadap semua manusia,
Akupun tak akan mau membiarkannya ketidakadilan terus terjadi,
Kami itu dilarang masuk kesalah satu tempat untuk mencari makan,
Karena mereka sering menuding kami sebagai pencuri,
Sahabat-sahabat kami tak pernah mendapatkan tempat dinegaranya,
Hanya karena dia bukan perempuan bukan juga laki-laki,
Bahkan diri kamipun selalu dicap sebagi penjahat hanya karena kami kecanduan narkoba,
Sampai diantara kami memperjuangkan hidupnya dipinggir jalan dengan penuh hinaan
Diantara manusia-manusia yang telah membedakan dirinya dengan kekayaan.

Dimanakah keadilan?,
Dimanakah Hati Nurani Kalian para pemimpin bangsa?

Janganlah kau terus mengorbankan kemanusiaan kami,
Dengan alasan-alasan yang terus kau buat untuk membenci kami.

Aku, tak akan pergi meninggalkan perjuangan ini!!!
Walau aku tak akan pernah memilikinya,

Tapi kebenaran yang ada dijalanku…




Yogyakarta Desember 2008

Aku Lelah (Berbicara Pada si Jabang Bayi)

Aku sedang merasa lelah...
Dunia terasa seperti telah menerjangku dengan badainya,
Aku ingin sekali istirahat panjang dan tertidur didalam pangkuannya.
Tuhan aku ingin pulang aku lelah mengahadapi ketidakadilan ini,
Peraturan - peraturan negeri ini yang membuat hidupku tidak nyaman.
Terpaksa harus kujalani meski perjuangan harus tetap berjalan untuk menghentikan ketidakadilan.

Dimana sebenarnya tempatku ini?
Aku ingin pulang dan keadilan harus ditegakkan oleh generasi berikutnya.
Karena si buah hati sebentar lagi akan menghirup alam yang penuh kejahatan ini,
Semoga dia tidak terbawa oleh arus gelombang yang menyerang.

Cahayanya dan harapanku harus kuserahkan semua kepadanya.
Karena perjuanganku akan menembus titik akhir kehidupan.
Kau harus mengerti alam raya ini semuanya adalah gelap.
Cahaya kecil adalah bagaimana kau bisa membesarkan cahayamu.
Menerangi semua umat manusia yang kegelapan dan semua dunia juga berharap kau bisa menerangi jalannya.
Kau sekarang ini memang masih nyaman berada didalam kandungan ibumu kau harus berterima kasih kepadanya karena kau telah dibuat nyaman dari segala serangan yang menyerang dirimu.
Karena lelah sekali mengahadapi orang-orang yang menjadikan kelemahan kita sebagai komoditas untuk diperjual belikan.
Namun kita tetap menjadi korban,
Kenapa kalian mencari kehidupan diatas kematian kami?
Apakah kau terlalu takut terhadap kami?
Atau kau terlalu bodoh mencari kehidupan sehingga harus membunuh orang?
Kau selalu menjilat-jilat tubuh kami apakah kau belum puas?,
Berapa ribu lagi korban yang harus kau bunuh?,
Tapi perlu kau ketahui bila kau berhadapan denganku berarti kau akan berhadapan dengan darah yang mengalir langsung tanpa pengetahuan  tak-tik peperangan karena memang aku tak pandai berperang.

Lihatlah…!!


Lihat gelombang itu sudah mulai membesar dan sebentar lagi dia akan menghajar karang.
Tapi lihat karang tidak hancur meski ombak itu terus menyerangnya.
Maka kita harus kuat melawan segala bentuk tirani yang menguasai negeri kita ini.
Semua menjadi langka, Hidup kita semakin susah.
Karena kerakusan menguasai individu para penguasa.
Dan kita telah salah memilih wakil bangsa ini.
Karena ternyata kita telah diperas, diperdaya tanpa ampun
 Dan sampai akhirnya kita mati perlahan oleh ketidakadilan yang menyerang kemanusiaan.
Dunia semakin keji karena kegelapan terus menjajah derajat kemanusiaan kita.
Dan jangan biarkan anak-anak kita menjadi korban berikutnya,
Karena kita tahu bahwa itu tidak abadi.
Lihatlah lagi apa yang telah terjadi dihadapan kita…?
Musuh kita adalah para penguasa yang berlindung dibalik partai dan agama.
Kemanusiaan kita diganggu tanpa alasan yang jelas
Karena yang kutahu dia akan membunuh kita tanpa ada darah tersisa ditubuh kita.

Liihat lagi dan Pastikan apakah semua itu yang menjadi musuh kita…?




Yogyakarta, Desember 2008

Menggerutu Pada Nenek Tua


Semua menghilang, 
Kemiskinan menjerat kehidupanku, 
Tanahku telah hilang. 
Aku menjadi budak dimana mereka dapat uang dari kesusahan dan kesakitanku. 

Mereka akan bilang kepada orang asing agar aku dibantu, memang bantuan itu ada tapi aku diperbudak untuk mendapatkan hakku. 
Kenapa kau tega nenek tua melakukan ini semua kepada kami? 
Apa yang kau cari sebenarnya dari kehidupan kami? 
Bukannya kau juga sudah akan menghadap sang Esa? 
Aku memang tak berdaya, karena kebodohanku sehingga aku tak pernah mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hakku. 
Aku menjadi bodoh karena dibuat oleh kau, 
untuk tidak mendapatkan pendidikan yang tepat untukku. 

Kau mendidikku dengan kecurangan, 
menindas kelemahan orang dan menyalahkan ke tidak berdayaan orang. 

Maafkan aku bila nanti aku juga akan menjadi penjahat diatas tanahku sendiri.
 
Karena semua inilah ilmu yang aku dapatkan darimu nenek tua…

Siapa Penindas?

Hari yang cerah untuk memulai kehidupan aku merasakannya tanpa beban kali ini, semua renungan-renunganku telah kusikapi dengan kemampuanku agar juga tidak merusak tubuhku, ternyata memang aku tidak bisa merubah peradaban yang telah terbentuk ratusan tahun lalu bahkan ribuan tahun.
Aku hanya mencoba berada dijalanku yang kupandang bahwa ini adalah benar, tapi sekali lagi sulit untuk merubahnya karena memang manusia sudah bentuk oleh sistem agar mereka, kita mengejar uang. Memang itu bukan segala-galanya tapi nyatanya memang itulah yang dikejar…
Aku akan tetap melangkahkan kakiku dan tak akan pernah mengubah apa yang telah kuyakini juga, meskipun aku tidak bisa mengubahnya bukan berarti aku harus mengubah idealismeku.
memang banyak orang bicara “jangan bicara idealisme tapi berapa banyak uang dikantong kita” (Iwan fals).
Saya kira itu hanya pantas untuk orang-orang yang tamak, dan tak akan pernah aku menjualnya sebesar apapun tidak akan. karena aku hanya akan bicara mengenai keadilan untuk orang-orang yang tertindas dan juga aku akan mengungkapkan para penindas itu.

Pengusaha : menindas rakyat untuk meraih keuntungan besar, tenaga, pikiran, materi, moral dan mental rakyat diperas tanpa ampun.
Tanahnya diambil untuk dijadikan komoditas yang tanpa dipikirkan dampak sosial dan lingkungannya.
Orang pribuminya menjadi pengemis diatas tanahnya sendiri, mau minum, makan, berak, kencing harus mengeluarkan uang.
Tanah hijau menjadi gurun yang panasnya menyengat, dampak polusi juga menyebabkan masyarakat menjadi penyakitan.
Rakyat tidak bisa melawan karena pengusaha dilindungi oleh pemerintah melalui undang-undang.

Pemerintah : memperbudak rakyat untuk mengikuti peraturannya yang katanya ini untuk kepentingan rakyat tapi tak pernah ada bukti bahwa kita sejahtera.
Kita dibungkam baik dalam suara, bahasa tubuh maupun pikiran karena pemerintah hanya milik golongan/ partai-partai politik yang menguasainya.
Maka kita yang golongannya rakyat kecil akan dibumi hanguskan oleh sistem mereka.

Militer/Polisi : membunuh, menangkap, perang, memenjarakan, kita benar-benar berada didalam mafia kekuasaan yang dimana kita akan dijadikan korbannya untuk dikambing hitamkan dari setiap semua masalah yang ada dinegeri ini.
Dan Militer/Polisi dengan seragamnya tanpa gentar dan rasa perikemanusiaan memerangi kita.
Seharusnya kita sadar bahwa mereka lah yang membuat kita saling bertengkar, kita hanya orang yang tertindas.
Seharusnya kita bersatu melawan ketidakadilan tersebut, hanya kematian yang dapat mengakhiri perjuangan Kita dan generasi kita yang akan meneruskannya untuk mendapatkan kemerdekaan yang sejahtera

Untuk Kita Semua….



Yogyakarta, Desember 2008

Matahariku



Kugapai matahariku dengan peluh darahku…
Tak terasa semuanya tercapai seperti apa yang telah kita cita-citakan…
Maka kini aku bisa tidur disampingmu bersama mimpiku

Jangan lagi kau bangunkan aku…
Jangan lagi kau menjadi mimpi burukku…

Aku tak mau terus bertikai denganmu, karena aku tahu yang ingin kau raih adalah kekuasaan
Aku hanya ingin hidup damai dan berdampingan denganmu

Dan aku tak ingin kau melukai hatiku lagi, karena aku sudah lelah menghadapinya
Maka kuajak kau untuk bergandengan tangan denganku 
Dan seharusnya kita semua mengerti 
Bahwa perbedaan itu sangat indah seperti lukisan yang menggunakan bermacam-macam warna.

Karena ini hidupku yang tak boleh kau singkirkan 
Karena akupun tak pernah ada niat untuk membunuh kemerdekaanmu!!!

Renungan Amarah

Bangsat…semua yang telah aku tuliskan hilang begitu saja…,
Terhapus fakta yang disabotase diluar kendaliku sebagai manusia.

Dasar pengkhianat kau tak sadar bahwa yang dilakukannya adalah menindas dirimu sendiri…
kita seharusnya sadar..
Yang diinginkan penindas adalah membuat kita saling berperang
Dan kita di buat terjebak oleh sistem.

Yang membuat aku harus merenung sejenak…
Apa yang sedang aku perbuat?
Apa yang sedang kau perbuat?
Apakah semua ini akan berakhir menjadi sebuah cita-cita yang indah?

Aku lelah…, kekuatanku sebagai seorang manusia terasa hilang diatas awan gelap.
Dimanakah matahariku…, berikanlah aku cahaya hangatmu, agar aku tak gontai berjalan di dinginnya kegelapan lorong hitam.

Apakah benar aku berada dilorong kegelapan?
Tidak!!!

Kita terjebak untuk dihancurkan oleh penindas yang tertawa melihat kemenangannya....



Yogyakarta Desember 2008

Kronologis Penindasan RS. Dr. Sardjito, Jogjakarta!!

Selasa, 23 Desember 2008


Tanggal 24 Juni 2008 pukul 23.30 WIB, istriku Citra diperutnya merasakan mulas-mulas dan mengeluarkan cairan merah yang berlendir, lalu kami berdua segera meluncur ke Rumah Sakit Dr. Sarjito menggunakan kendaraan bermotor, setengah jam perjalanan akhirnya kami sampai di RS, lalu aku langsung membawanya ke UGD,dan istrikupun langsung ditangani secara baik oleh petugas yang ada di UGD. aku keluar mengurus administrasi pendaftaran, ketika aku masuk lagi istriku sudah tidak ada lalu aku tanya kemana pasien hamil tadi? sudah mondok diruang GBST, lalu akupun segera menuju keruangan tersebut, namun sesampainya diruangan GBST aku melihat istriku hanya terbaring kesakitan tanpa ada perawatan apapun, sesekali memang perawat memeriksakan vaginanya namun jawabannya belum ada jalan untuk keluar bayinya mungkin besok bisa pulang, apa? dia kesakitan, disuruh pulang, aku ngantuk sekali lalu aku memutuskan keluar untuk tidur sejenak dikursi rumah sakit, menjelang pagi sekitar pukul 5.30, 25 juni 2008, aku kembali keruangan istriku terbaring, aku sangat bingung melihat kondisi istriku yang merasakan kesakitan diperutnya, lalu aku hampiri kemejanya perawat lalu aku mengeluarkan pernyataan bahwa istriku adalah pasiennya dokter Dyah, tiba-tiba seorang perawat (saya tidak tahu namanya) didepan 5 orang perawat lainnya dan 2 orang pasien, mengatakan kepada saya, HIV positif ya? aku diam, jenengan juga HIV Positif? aku masih diam. kamu dan istrimu HIV Positif? lalu aku bicara, anda salah bicara seperti itu didepan umum, tidak! disini semuanya perawat tidak ada yang tahu kode b20 selain perawat, jelas-jelas aku mendengar kata-kata yang menuduh bahwa saya HIV positif padahal saya tak pernah membuka status HIV saya kepadanya, jelas-jelas juga saya melihat situasi dan kondisi yang ada disana apalagi pagi-pagi jelas kesibukan rumah sakit sudah pasti. Lalu aku pergi keluar ruangan mereka langsung membentuk tim untuk melakukan operasi Secio terhadap istriku. diluar ruangan aku telepon sahabatku edo yang semalam dia habis main dari rumah kami, lalu aku menceritakan yang terjadi barusan…,tiba-tiba perawat yang menuduhku dan istriku seorang HIV positif datang memanggilku, aku disuruh tandatangan untuk persetujuan Secio istriku, lalu dokter itu bilang Mas saya minta maaf, karena ini semua demi kebaikan istrinya… aku diam saja… setengah jam kemudian edo datang untuk mendampingiku… kemudian banyak dokumen-dokumen yang harus aku tandatangani yang aku sendiri tidak mengerti isinya apa saja, karena aku panik dan yang aku pikirkan yang penting istriku selamat… sekitar jam 10.15 istriku dibawa keruang operasi di UGD, kutunggu-tunggu prosesnya diluar ruangan sambil berharap-harap cemas sekitar jam 1 siang anakku lahir keluar dari ruang operasi dengan wajah yang sangat cantik sehat dan gemuk, berat 2,500 panjang 46 cm lingkar kepala 40, tiba-tiba datanglah dokter Dyah, sambil menceramahiku dan menyalahkan kami berdua, kamu seh dan istrimu tidak pernah kontrol sayakan juga harus memikirkan perawat-perawat saya agar tidak terinfeksi, lalu saya bilang saya tidak punya uang untuk kontrol dok.. dokter menjawab sayakan tidak pernah mempermasalahkan kamu ada uang atau tidak, lalu saya bilang lagi kenapa dokter tidak pernah bilang dari awal… lalu kami berdebat mengenai keuangan… dan aku bertanya gimana istri saya dan anak saya, anak dan istrimu terselamatkan dan selamat ya…..satu jam kemudian aku boleh menjenguk istriku selesai operasi ketika melihatnya tempat berbaring istriku dibungkus dengan kantong plastik…sambil aku kasih semangat agar segera bisa dibawa keruang perawatan berikutnya istriku harus bisa menggerakan kakinya karena efek obat biusnya membuat istriku mati rasa… satu jam kemudian istriku mulai bisa menggerakan kakinya…lalu setengah jam kemudian datang lah petugas medis dengan kostum seperti robot membawa istriku keruang perawatan diruang Anggrek, dengan hati senang aku kabarin semua orang yang aku kenal bahwa anakku lahir dengan selamat dan sehat, bertubi-tubi ucapan selamat melalui sms masuk ke hp ku… dan beberapa kerabat keluarga mulai datang ke rumah sakit untuk menjenguk citra, ketika aku dan ibu mertuaku ingin melihat babynya diruangan bayi, lalu ibu mertuaku tidak diijinkan untuk melihatnya hanya orang tuanya saja, sedih rasanya ibu tidak bisa melihat cucunya… aku lihat anakkku begitu cantik mulutnya mengunyam bergerak lalu aku elus-elus pipinya… tiba-tiba dokter datang untuk meminta keterangan kepada saya mengenai riwayat kesehatan orang tuanya dan aku jawab apa yang aku tahu dan apa adanya tak ada yang dilebihkan atau dikurangi…, lalu aku dikasih resep obat arv katanya untuk babyku… lalu aku ambil obat tersebut didepo UGD, sangat lama karena petugas depo obat ga tahu gimana caranya memberikan ARV dengan dosis yang lebih rendah sedangkan yang ada di rumah sakit duviral neviralnya untuk orang dewasa, petugasnya telepon kesana-kesini aku gatahu telpon kesiapa? tapi katanya maghrib aku kembali…pukul 18.05 wib aku datang kembali kedepo obat dengan obat yang sudah diracik dan dibungkus kertas lalu aku bawa keruangan bayi dan aku kasih kepetugas yang jaga karena dokternya sudah tidak ada…, aku melihat kembali babyku perasaanku masih sama senang!!! lalu aku keluar menghampiri keruangan Anggrek tempat istriku dirawat… tanggal 26Juni 2008, aku keluar rumah sakit untuk pulang kerumah namun aku mampir kekantor gubernur karena sedang memperingati HANI 2008, setelah itu beberapa teman pengguna napza datang lalu kami kumpul di monumen serangan oemoem 1 maret, aku mewakili Persaudaraan Korban Napza Indonesia dan teman-teman jaringan korban Napza Jogjakarta menyampaikan pernyataan sikap. setelah acaranya selesai aku kembali ke rumah sakit tiba-tiba aku dapat telepon banhwa bayiku sedang kritis, lalu aku segera keruangan baby… bayiku tiba-tiba sudah dikasih selang dimulutnya alat untuk bantu pernafasan… ketika aku melihat kondisi kulitnya seperti orang yang terkena efek samping ARV, tapi aku diam saja, lalu dokter menghampiriku dia berkata sejak semalam bayinya demam nafasnya sering hilang jadi bapak jangan jauh-jauh dari sini karena takut terjadi sesuatu aku memberanikan diri bertanya bagaimana dengan kemungkinan efek obat ARVnya dok?? obatnya tidak ada masalah, katanya. lalu aku keluar kembali keruangan istriku dirawat, istriku bertanya ayah dari mana, lalu bilang dari lihat dede… gimana kondisi dede… aku jawab dengan bohong baik karena aku gak mau istriku semakin droft kondisinya…, pukul 5 sore aku dapat kabar lagi bayiku kritis… lalu aku datang keruangan bayi, jantung bayiku sedang di pompa-pompa aku sedih anak bayi itu harus mengalami penderitaan yang seharusnya tak dialami, aku meratapi sambil menangis….sambil berharap dan berdoa agar Tuhan menyelamatkannya… lalu aku kembali ketempat istriku aku menceritakan sebenarnya bahwa bayi kita sedang kritis…, istriku sambil memaksa meminta kepadaku ingin melihatnya, karena memang sejak keluar dari perutnya istriku belum sempat melihat wajahnya…lalu aku mengantarnya keruangan bayi… sesampainya disana istriku menatapinya, lalu bertanya kepada perawat coba diperiksakan kembali, ketika diperiksa kondisinya kembali kritis,jantungnya dipompa istriku menangis histeris melihat anaknya dadanya digenjot-genjot, istriku teriak jangan-jangan digituin dadanya, lalu dokter langsung berhenti gimana neh pak jadi gak boleh saya pompa jantungnya… dengan geram juga saya persilahkan asalkan anak kami selamat… namun tiba-tiba dokter memanggil istri saya ibu kesini… tanpa ada rasa empati dokter memberitahukan bahwa anak kami telah meninggal dunia, lalu kami berdua menangis istriku lebih histeris, aku mencoba menenangkan istriku namun tidak bisa karena akupun merasa bingung kenapa terjadi seperti ini… dokter langsung bilang tunggu diruangan jenazah….dan akupun mulai mengabari berita duka ini kepada orang terdekat kami…beberapa saat kemudian datang teman-teman dan keluarga kami…, lalu bersama teman-teman aku keruangan jenazah saya minta tolong tangani jenazah bayi saya dengan baik… petugasnya bertanya anda punya biaya berapa? beberapa teman menghubungi pihak dinsos untuk mendapatkan layanan pemakaman namun pihak Dinsos hanya bisa menyediakan uang Rp. 600.000, namun petugas jenazah itu masih terus berkelit berusaha untuk mengeruk uang dari kami…tanggal 27 juni 2008, anak kami dibawa kepemakaman tidak dengan ambulance sehingga terjebak macetpun tidak ada yang peduli, kata petugasnya dengan biaya segitu mana bisa, kalau pakai ambulance harus tambah biaya 150.000 lagi, bangsat dalam hatiku….sesampainya dipemakaman anakku sempat ditolak oleh warga setempat dengan alasan anak kami anak jalanan…karena memakai jasa Dinas Sosial… namun beberapa teman-teman bisa menyelesaikan semuanya itu… dalam Damai sejahtera anak kami bisa di makamkan dan segera menuju surga, sambil aku bisikkan dunia ini terlalu kejam untukmu nak…

Nb. pelanggaran terhadap Citra belum detail karena dia belum berani banyak cerita apa yang telah dialaminya!!

Senin, 21 Mei 2012

Dimana kah Ibuku ?


Di manakah ibuku?
Ayahku hanya seungkap janji
Aku berlari dan terus berlari
Aku tak mau dengan kenyataannya

Aku pun berontak dan marah
Bukan berontak dan marah
Kepada Ibu Pertiwi

Aku muak dengan system penguasa
Kemiskinan, kebodohan, dan penyakitan
Menjerat keluargaku
Menjerat masyarakat kota ku

Aku hancur di negeri sendiri
Aku berlari di tanah kelahiranku
Mencari tempat yang adil
Mencari kesejahteraan

Kini aku tak mau hidup dalam system Negara seperti ini
Aku hanya ingin kebebasan yang adil.








Yogyakarta, 2012 di dalam penjara.





Ini Belum Seberapa

Aku terbiasa di tikam pengkhianatan dan kemunafikan
Aku tak pernah mau mengemis keadilan
Karena teman di sini adalah aturan

Aku hanya akan mengubah
Negeri tirani menjadi tanah perdamaian

Tak ada penindas dan yang tertindas
Tak ada yang sakit dan kelaparan
Karena kepintaran seharusnya menjadikan kebijaksanaan

Tak ada aturan dan perjanjian
Tak ada teman, tak ada pengkhianatan dan tak ada kemunafikan
Sebab yang ada adalah persasudaraan dan kejujuran.

Aku tak takut di tikam kematian
Karena aku sudah terbiasa mati dalam peraturan
Di atas sistem yang memenjarakan
Di atas perintah yang membunuh satu persatu saudaraku

Kematian dalam perlawanan adalah pejuang
Pemenjaraan dalam pemberontakan adalah kadamaian
Karena cita-cita pasti menang!!!









Yogyakarta, 2012 di dalam penjara



“ Bangsa Hitam “

Bangsa hitam di atas nama Indonesia
Penguasa tirani, dengan boneka “SBY” di bawah kendali pengusaha

Sistem yang dibentuk dengan uang
Demi mencapai pemerataan pemerasan

Militer dan Polisi yang biadab
Hak Tuhan sengaja di perankan
Atas nama pertahanan dan peraturan
Rakyat di paksa mati dan di penjarakan

“SBY” kacung Globalisasi
BANK Rakyat milik pengusaha rakus

Di kanan lapar…
Di kiri kenyang…
Di kiri bodoh
Di kanan pandai membodohi

“SBY” harus melepaskan kekuasaan
Rakyat yang membuat perdamaian
Manusia adalah pemimpin kehidupan
Bukan Presiden atau Raja

Lemah karena lapar
Penyakitan karena tak sehat
Bodoh karena tak sejahtera

Namun di paksa membeli kehidupan
Makanan dan minuman sangat mahal

Sakit menunggu kematian bukan kesembuhan
Bodoh harus siap menjadi budak

Bangsa Tirani adalah Indonesia
Pemimpin Biadab adalah “SBY”

Hancurkan tirani yang ada
Perbaharui semua tatanan masyarakat
Menjadi kehidupan bermasyarakat tanpa Negara

Karena persatuan ada pada persaudaraan manusia
Karena kedamaian tercipta
Karena ada kesejahteraan merata.





Yogyakarta, 2012 di dalam penjara

“ Rindu Kepada Kediaman Cinta ”

Betapa disenangi tempat kediamanmu
Ya… Kasih semesta cinta
Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelatarn cinta
Hatiku bersorak-sorai kepada cinta yang hidup ;
Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah,
Dan burung laying-layang sebuah sarang,

Ya… Kasih semesta cinta
Berbahagialah orang yang diam di rumahmu!

Ya… Kasih semesta cinta
Dengarkanlah rinduku,
Sebab lebih baik satu hari bersama cinta
Dari pada seribu hari ditempat lain;

Sebab cinta adalah matahari dan perisai;
Kasih dan kemuliaan ia berikan;

Ya… Kasih semesta cinta
Berbahagialah manusia
Yang percaya kepadamu








Yogyakarta, 27/01/2012