Melukai hari-hari dengan segala tindak-tanduk para pejabat negeri ini,
Sebuah event yang mengakhiri masa jabatan para anggota DPRD dengan pesta pora didalam gedung DPRD dan parahnya lagi itu semua disetujui
oleh ketua DPRD, padahal itu adalah gedung rakyat yang nota bene
seharusnya membuat peraturan-peraturan daerah demi kepentingan rakyat.
Namun gedung rakyat tersebut dijadikan tempat maksiat oleh para wakil
rakyat, bukankah itu melukai hati rakyat?
Belum lagi ketika para
pejabat itu masih menjabat terus melukai rakyat setiap harinya, dimana
penggusuran rumah, penggusuran pedagang kaki lima dan bahkan
mengkriminalkan para kelompok minoritas yang hidup didalam pekerjaannya,
seperti menjadi pekerja seks komersil dan membunuh kelompok pengguna
napza dengan gembar-gembornya "perang melawan narkoba" hari-hari rakyat
dilukai oleh penguasanya sendiri, sebab para penguasa hanya memntingkan
para pelaku kapitalis meskipun harus mengorbankan rakyat dengan barang
dagangan yang sangat membahayakannya.
Penguasa yang dipilih rakyat
tak pernah lagi mementingkan kepentingan rakyat terutama
kelompok-kelompok minoritas yang sangat rentan dari ketidakadilan,
Mereka selalu membangun opini bahwa kelompok minoritas tak pernah
bermoral, pertanyaannya adalah, apakah para pengambil kebijakan
mensejahterakan rakyat melindungi kelompok-kelompok minoritas?
Lalu
siapakah yang tidak bermoral kenapa selalu kami yang dikait-kaitkan
dengan moral???
Ketika kesejehateraan tidak merata banyak diantara
kami melakukan apapun demi bertahan hidup tapi ada juga diantara kami
melakukan perlawanan untuk merebut kembali hak-haknya yang telah
dirampas, dirampok demi kepentingan para penguasa dan pelaku kapitalis.
Ini
sangat ironi sekali tanah kami yang subur, lautnya yang kaya raya namun
hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang sudah kaya-raya, tapi
mengapa kami tak pernah dapat menikmatinya?
Kesenjangan antara miskin
dan kaya semakin tinngi, ketidak adilan dan pelanggaran hak azasi
manusia terus terjadi terhadap kelompok-kelompok minoritas, sebuah ironi
dan bahkan dijadikan budaya oleh para penguasa negeri ini agar kami
sebagai anak bangsa pasrah dengan keadaan, padahal diantara kami tahu
bahwa ini semua tak akan terjadi bila sistem perundang-undangan berpihak
kepada kami.
Bagi siapa saja yang tahu, yang melihat jangan hanya
diam sebab diam adalah mati, kita harus melawan membongkar tirani dan
budaya yang telah diciptakan yang semakin tidak menghargai hak azasi
manusia, Yang kita lawan adalah kebijakan-kebijakan negeri ini harus
dirubah, diamandemen agar setiap kebijakan yang dikeluarkan tidak lagi
melukai hari-hari rakyat dan kaum minoritas yang sama-sama hidup dibumi
pertiwi ini,
Jangan hanya mengikuti hanya karena dapat ikut menikmati
kue-kue yang dibuat dengan cara melukai hati kami!!!
skip to main |
skip to sidebar
Pages
Sastra Bebas Headline Animator
Rabu, 11 April 2012
Melukai Hari
Posted by
SastraBebas
at
10.14
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Labels:
Opiniku
Cari Blog Ini
About Me
Link Yang Di Ikuti
Label
- Bebas Bicara (11)
- Belajar Menuangkan (8)
- Kampanye (1)
- Opiniku (10)
- Pengalaman Hidup (1)
- Prayer (4)
- Renunganku (2)
- sastra (62)
Entri Populer
-
Selasa, 23 Desember 2008 Tanggal 24 Juni 2008 pukul 23.30 WIB, istriku Citra diperutnya merasakan mulas-mulas dan mengeluarkan cai...
-
Jiwa yang telah lelah melangkah Namun tak ada tempat perisitirahatan Terpaan angin selatan menghempasakan ...
-
Merah Mawar Merekah Dalam Warna Darah.... Daunnya Mengering dan Mati... Hanya Cinta Yang Mengembalikan Putik Hijaunya... Merah Mawar Yang Ma...
-
Tadi aku merasa gelisah dan takut, entah kenapa perasaanku selalu dihantui ketakutan-ketakutan yang tidak pasti, padahal ketakutan yang m...
-
Ditanah airku yang tercinta situasi kini kian merajalela, Seorang anak hidup didalam kegelapan hanya karena sebuah impiannya tidak tercapa...
-
Kurt Donald Cobain adalah pemimpin Nirvana, multi-platinum band grunge yang mendefinisi ulang suara tahun sembilan puluhan. Cobain lahir p...
-
Terlalu Dini Mengerti Arti Perjuangan Hidup Kita Ketika Cinta, Kita lalui dengan Jarak yang sangat Jauh Apakah kita akan Bertahan demi...
-
Anjing terus menggongong diantara kehidupanku membuat telinga dan hati tak kuasa menahan amarah... Ingin kuteriakan dirimu bersama kemuna...
-
"Puisi Gelap" By : Fals langit gelap, jutaan gagak hitam memenuhi langit datang dari goa-goa yang gelap ...
-
Imajinasi terbang melayang tak tentu arah. Cinta, cita dan harapanku seakan menjadi segumpalan awan putih. Yang melayang lalu...
Sastra Bebas
Blog Archive
-
▼
2012
(70)
-
▼
April
(17)
- "Yang Hilang"
- Jiwa Yang Kosong
- Bosan Dengan Kenyataan
- Maafkan Aku Kawan
- Takut dan Gelisah
- Orang Biasa Kehidupan Tak Biasa
- Hukum Di Negeri Dongeng
- TerJebak
- Mimpi-Mimpi Yang tak Pernah Terlihat
- Khayalku Di Ruang Gerakku
- Melukai Hari
- Ribut, Ramai, Ribut
- Cerita Kakek
- Pengkhianatan VS Diri Sendiri
- Kemiskinan dan Kegelapan
- 13 Tahun
- Doa Ku
-
▼
April
(17)
Statistik
Dianozky Sastra Bebas. Diberdayakan oleh Blogger.
0 comments:
Posting Komentar