Tuhan dari Jiwa-jiwa yang tersesat, kau yang hilang diantara
berhala-berhala, dengarlah aku.
Nasib lemah lembut yang mengamat-mati
kita, roh-roh gila yang gentayangan, dengarlah aku.
Aku tinggal
ditengah-tengah bangsa yang penuh dengan tirani, sehingga akupun menjadi
manusia diantara banyak manusia lainnya menjadi timpang dan kekurangan
dari ketidakadilan sistem bangsa ini.
Aku kekacau-balauan bersama
manusia lainnya yang menjadi terisolasi bahkan anrkis, sekumpulan cuaca
yang kebingungan.
Aku bergerak sendiri diantara dunia-dunia yang selesai
dari kesejahteraan rakyat.
Manusia-manusia penguasa dengan Hukum-hukum
yang lengkap dan tatanan kebijakan yang tersistematis untuk membunuh
manusia-manusia yang telah dibodohkan dibuminya sendiri.
Kebajikan mereka akan terukur oleh dosa-dosa mereka yang tertimbang, bahkan hal-hal yang tak bisa dihitung yang berlalu dalam suatu keadaan hampir gelap temaram yang suram, seperti dosa atau kebijakan penguasa negeri yang telah membunuh rakyatnya sendiri akan dicatat dan didaftar oleh suara Tuhan melalui gelombang gerakan rakyat untuk melawannya.
Kebajikan mereka akan terukur oleh dosa-dosa mereka yang tertimbang, bahkan hal-hal yang tak bisa dihitung yang berlalu dalam suatu keadaan hampir gelap temaram yang suram, seperti dosa atau kebijakan penguasa negeri yang telah membunuh rakyatnya sendiri akan dicatat dan didaftar oleh suara Tuhan melalui gelombang gerakan rakyat untuk melawannya.
Untuk
menutupi Tiraninya penguasa negeri itu akan pergi jauh kedalam samudera
yang paling dalam. Eksistensi gerakan rakyat yang tersisihkan
disimbolkan dengan gelombang gerakan untuk melawan penguasa negeri yang
tirani itu.
Namun didalam perjalanan perjuangan kita akan banyak
diantara kita yang mengkhianati, gugur ditengah-tengah perjuangan
didalam mempertahankan ideologis untuk mencapai keadilan sosial.
Kaum intelektual yang gersang yang dikuasai pandangan satu dimenensi tentang realitas dan orang-orang itulah yang kan menjadi manusia oportunis lalu mengkhianati pergerakan rakyat yang termarjinalkan. Orang-orang oportunis yang berada dibarisan gerakan kita yang sebenarnya untuk melawan penguasa Tirani, kita tidak tahu karena mereka bertutupkan topeng dan busana yang sama dengan kita, maka pergerakan kita terkadang terjebak didalam satu eksistensi yang tidak berarti dan akhirnya kita semua asyik kepada diri sendiri dan duniawi materialis ilmiah itu, lalu kita semua menjadi lupa dengan sahabat kita yang gugur dimedan gerakan perlawanan, dengan rakyat yang berharap perubahan, maka hati nurani kita didunia ini akan dihantui oleh ideologis perlawanan yang pernah dilakukan bersama, dan musuh yang paling dekat adalah melawan para pengkhianat-pengkhianat itu.
Kaum intelektual yang gersang yang dikuasai pandangan satu dimenensi tentang realitas dan orang-orang itulah yang kan menjadi manusia oportunis lalu mengkhianati pergerakan rakyat yang termarjinalkan. Orang-orang oportunis yang berada dibarisan gerakan kita yang sebenarnya untuk melawan penguasa Tirani, kita tidak tahu karena mereka bertutupkan topeng dan busana yang sama dengan kita, maka pergerakan kita terkadang terjebak didalam satu eksistensi yang tidak berarti dan akhirnya kita semua asyik kepada diri sendiri dan duniawi materialis ilmiah itu, lalu kita semua menjadi lupa dengan sahabat kita yang gugur dimedan gerakan perlawanan, dengan rakyat yang berharap perubahan, maka hati nurani kita didunia ini akan dihantui oleh ideologis perlawanan yang pernah dilakukan bersama, dan musuh yang paling dekat adalah melawan para pengkhianat-pengkhianat itu.
Dan bahkan membelakangi pesimis gelombang
gerakan karenanya kita merasa tidak dapat menggapai menjadi negeri yang
sempurna adil sejahtera untuk semuanya dan orang-orang kita menjadi
orang-orang yang meyibukan diri sendiri didalam cengkeraman penguasa
Tirani yang baru.
Apa kau tidak tahu bahwa tidak ada jarak kecuali jarak
yang tidak direntang oleh jiwa dalam angan-angan? Dan ketika jiwa mau
merentangnya, jarak itu menjadi satu ritme dalam jiwa.
Kemungkinan bahwa
angan-angan atau impian manusia, yakni kemampuan manusia untuk menerima
karakter pengalaman yang universal atau ideal, sebagai ganti memisahkan
manusia dari manusia, bisa menciptakan satu komuni atau suasana berbagi
dalam hakikat spiritual manusia yang hidup.
Dalam kemungkinan inilah
terletak satu-satunya harapan manusia untuk menyelesaikan konflik yang
berulang-ulang dan tak berguna dalam dirinya sendiri dan dengan
sendirinya dalam pengalaman gerakan secara kolektif disebut peradaban.
Kesadaran akan hubungan yang ada, akan kemungkinan bahwa hubungan ini diubah, dan akhirnya kesadaran akan perilaku dan motivasi yang diperlukan untuk mengubahnya.!!!
Kesadaran akan hubungan yang ada, akan kemungkinan bahwa hubungan ini diubah, dan akhirnya kesadaran akan perilaku dan motivasi yang diperlukan untuk mengubahnya.!!!
0 comments:
Posting Komentar